Ilustrasi penurunan BI Rate terhadap ekonomi. Foto: dok Saya Kaya.
Insi Nantika Jelita • 17 September 2025 17:45
Jakarta: Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 4,75 persen akan menjadi stimulus penting bagi perekonomian domestik. Langkah ini diyakini mampu memperkuat daya konsumsi masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan kredit perbankan yang melambat.
"Bagi masyarakat yang memiliki cicilan dengan bunga mengambang (floating rate), beban pembayaran akan lebih ringan," ungkap Myrdal kepada Media Indonesia, Rabu, 17 September 2025.
Hal ini, lanjut dia, diharapkan mendorong konsumsi, meningkatkan daya beli, serta mendukung aktivitas bisnis dan ekspansi, termasuk bagi korporasi maupun pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Myrdal juga menyoroti sisi inflasi yang diperkirakan tetap rendah, sekitar 2,2 persen sepanjang 2025. Tekanan inflasi impor relatif lemah, seiring harga minyak dunia yang diperkirakan tidak akan melonjak tajam selama tidak terjadi eskalasi geopolitik.
Selain itu, posisi dolar AS saat ini dinilai undervalued atau lebih rendah, dan jika The Fed terus melanjutkan penurunan suku bunga pada sisa tahun ini, maka rupiah berpotensi semakin menguat. Kondisi ini membuat tekanan inflasi impor tetap dapat dikelola dengan baik.
Dari sisi perbankan, Myrdal berharap pertumbuhan kredit dapat mencapai tujuh persen sampai sembilan persen pada 2025. Namun, ia mengingatkan sekitar 25 persen dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih didominasi special rate, sehingga dibutuhkan transmisi kebijakan moneter yang lebih cepat agar penurunan suku bunga benar-benar efektif dirasakan oleh masyarakat dan dunia usaha.
Secara umum, ia menegaskan langkah BI menurunkan suku bunga sudah tepat. Dengan inflasi yang terjaga, cadangan devisa yang memadai, serta neraca dagang yang terus mencatat surplus, ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga masih terbuka.
"Kebijakan ini penting agar gap antara target pertumbuhan pemerintah dan realisasi ekonomi tidak semakin melebar, sekaligus menjaga prospek ekonomi Indonesia tetap solid ke depan," tutur dia.
Baca juga: Bantu Menkeu, BI Ikut Agresif Tekan Bunga Perbankan |