Gempa Sesar Lembang Tak Memengaruhi Aktivitas Tangkuban Parahu

Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu.

Gempa Sesar Lembang Tak Memengaruhi Aktivitas Tangkuban Parahu

Media Indonesia • 30 June 2025 10:21

Bandung: Gempa bumi magnitudo (M)2,7 yang mengguncang wilayah Bandung Raya pada Minggu, 29 Juni 2025, pukul 08.49 WIB juga tercatat di pos pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu dengan skala III/MMI. Badan Geologi memastikan bahwa secara visual guncangan gempa tersebut tidak berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas Tangkuban Parahu.

Pascagempa, terpantau hembusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 - 200 meter dari dasar Kawah Ratu, serta, 5 - 10 meter dari dasar Kawah Ecoma dengan tekanan lemah hingga sedang.

"Manifestasi bualan lumpur di Kawah Ratu yang terbentuk pada tanggal 5 Juni 2025 hingga saat ini masih teramati dengan tingkat intensitas dan luasan area bualan lumpur ini masih sama," ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, Senin, 30 Juni 2025.

Ia menjelaskan pemantauan kegempaan hingga saat ini tidak menunjukkan peningkatan. Rekaman kegempaan masih didominasi getaran tremor menerus yang berasosiasi dengan aktivitas bualan lumpur di Kawah Ratu.

Baca: 

Gunung Ili Lewotolok di NTT Erupsi Lagi, Ketinggian Abu 700 Meter

Rekaman kegempaan pada 28 Juni 2025, tercatat tiga kali Gempa Hembusan, 84 kali Gempa Low-Frequency (LF), satu kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 – 1,5 mm. Kegempaan pada 29 Juni 2029 hingga 12.00 WIB terekam Gempa Low Frequency (LF) sebanyak 41 kejadian, dua kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), satu kali Gempa Hembusan, satu kali gempa Tektonik Jauh (TJ), satu kali Gempa Terasa pada skala III/MMI dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 – 1 mm.

"Pengamatan deformasi permukaan menggunakan alat EDM, GNSS dan Tiltmeter pasca kejadian gempa terasa tersebut tidak memengaruhi secara signifikan perubahan tekanan di bawah tubuh gunungapi," ungkap dia.

Dia melanjutkan berdasarkan data pemantauan EDM, masih menunjukkan kecenderungan pola inflasi, yang mengindikasikan akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunungapi. Hal itu perlu menjadi perhatian, karena potensi erupsi freatik tetap bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas.

Hingga 29 Juni 2025, data pengukuran gas dari stasiun Multi-GAS permanen belum menunjukkan perubahan mencolok pada rasio gas (CO2/SO?, CO?/H?S, H2O/CO2, H2S/SO2) maupun proporsi antara gas SO? dan H?S.

"Dengan mempertimbangkan semua data tersebut di atas, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal)," jelas dia.

Sebelumnya, gempa bumi tektonik (M) 2,7 mengguncang Kota Cimahi pada Minggu, 29 Juni 2025, sekitar pukul 08.49 WIB dan dirasakan di beberapa wilayah sekitarnya. Berdasarkan informasi resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di darat 14 kilometer Timur Laut Kota Cimahi. Kedalaman gempa berada 6 kilometer dengan lokasi 6,76 LS-107,63 BT. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas Sesar Lembang. (MI/DG)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)