Cita-cita Mewujudkan Negeri yang Makmur Harus Diperjuangkan Secara Konsisten

Ilustrasi. Metrotvnews.com.

Cita-cita Mewujudkan Negeri yang Makmur Harus Diperjuangkan Secara Konsisten

Ihfa Firdausya • 31 March 2025 12:56

Jakarta: Guru Besar UIN Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie menyampaikan sejumlah pesan dalam khutbah Salat Idulfitri 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin, 31 Maret 2025. Ia mengatakan ibadah puasa mabrur akan membawa Indonesia maju dan sejahtera.

Dia mengatakan puasa yang mabrur tak hanya menjadikan individu yang salih. Namun lebih dari itu moralitas Ramadan akan menghadirkan kesalehan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Harapan bagi terwujudnya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang makmur dan diberkahi, harus kita perjuangkan secara kontinu, konsisten, dan bersungguh-sungguh dengan spirit menghadirkan kebaikan bersama," ucap Tholabi.

Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Jakarta itu menguraikan sejumlah ritual selama Ramadan memilik dimensi personal sekaligus sosial. Menurut dia, puasa Ramadan melahirkan jiwa yang autentik yang diwujudkan melalui pikiran dan tindakan yang semata-mata untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama.

"Puasa melahirkan pribadi-pribadi yang menghargai proses penempaan. Puasa akan membentuk pribadi, kelompok masyarakat, bahkan negara menjadi lebih baik," tegas Tholabi.
 

Baca juga: Pesan Khatib Salat Idulfitri di Istiqlal: Keberkahan Lahir dari Kebersamaan dan Persatuan

Pengurus PBNU ini menyebutkan sejumlah ritual selama Ramadan memberi dampak kebaikan baik pada individu maupun publik. Dia menyebutkan instrumen zakat, infak, dan sedekah menjadi instrumen afirmatif yang melahirkan dampak nyata pada aspek sosial, ekonomi, dan penegakan prinsip keadilan.

"Kedermawanan dalam Islam memberi pesan penting tentang spirit kebersamaan, gotong- royong, dan keberpihakan," kata Tholabi.

Menurut dia, instrumen tersebut sejalan dengan pemikiran para pendiri bangsa saat merumuskan tujuan pendirian Indonesia yang menitikberatkan untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Ia juga menyebutkan hal tersebut sejalan dengan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Guru Besar bidang hukum Islam di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta ini menyebutkan sejumlah amaliah selama Ramadan seperti tadarus bersama, buka bersama, tarawih bersama memberi pesan penting tentang pentingnya kohesivitas di tengah masyarakat.

"Amaliah Ramadan memberi pesan penting bahwa kohesivitas merupakan kata kerja, bukan sekadar kata-kata yang senantaisa harus diikhtiarkan secaa sungguh-sungguh," tegas Tholabi.

Dia melanjutkan kebersamaan di sejumlah ritual selama Ramadan memberi pesan bahwa keberkahan dihasilkan dari kebersamaan. Menurut dia, dalam membangun Indonesia dibutuhkan persatuan dan kebersamaan dari seluruh elemen anak bangsa.

"Persatuan dibangun melalui percakapan dan dialog untuk mencari titik temu yang menjadi titik tumpu dalam mewujudkan kemajuan bangsa," kata Tholabi.
 
Baca juga: Surya Paloh Salat Id di Bali

Menurut Tholabi, Idul Fitri akan terpancar pada pikiran, perilaku, dan indakan setiap individu dalam membangun interaksi antara hamba dan Tuhannya, maupun antar sesama.

"Pribadi-pribadi yang fitri pada titik paling ideal akan melahirkan kebaikan-kebaikan bagi lingkungannya. Spirit kemabruran puasa Ramadan harus jadi pemandu atau kompas untuk mewujudkan relasi individu, baik di ruang privat maupun di ruang publik. Inilah sejatinya esensi Idul Fitri yang kita rayakan pada hari ini," papar Tholabi.

Dia menuturkan spirit kemabruran Ramadan, seiring dengan tibanya Hari Raya Idul Fitri, akan terus menerangi negeri ini. Indonesia tercinta akan tetap diterangi dengan kebaikan, kemuliaan, dan kesejahteraan.

"Tentu saja dengan ikhtiar dan perjuangan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mewujudkan negara Indonesia yang maju dan sejahtera dalam naungan ridha Allah," tutup Tholabi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)