Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno saat menghadiri peringatan 75 tahun hubungan dplomasi Indonesia-Turki. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 22 August 2025 09:02
Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menghadiri peringatan 75 tahun persahabatan Indonesia-Turki. Peringatan tersebut diselenggarakan di Wisma Duta milik Kedutaan Besar RI di Ankara, Turki.
DKI 2 menghadiri kegiatan tersebut dengan mengenakan baju khas Betawi Ujung Serong. Dia menyampaikan arti perayaan ini bagi diplomasi rakyat hingga kerja sama kota.
“Jakarta dan Ankara bertemu bukan hanya dalam diplomasi antarnegara, tetapi juga dalam bahasa budaya yang menyatukan," kata Rano melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 Agustus 2025.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu menyampaikan Pemeprov DKI Jakarta ingin ambil bagian dalam kerja sama Indonesia-Turki. Salah satunya, kolaborasi di bidang pengurusan kota.
"Mulai dari pengelolaan air, lingkungan, hingga seni, sebagai legacy yang dirasakan langsung masyarakat," ujar Rano.
Peringatan tersebut dibuka dengan khidmat dengan berkumandangnya lagu kebangsaan Indonesia dan Turki. Lalu, disusul pemotongan tumpeng oleh Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama bersama Wakil Presiden Turki Cevdet Y?lmaz dan Wagub Rano Karno sebagai simbol syukur dan harapan atas persahabatan yang kian erat.
Dalam suasana hangat penuh keakraban, Rano Karno duduk satu meja dengan Wakil Presiden Türkiye Cevdet Y?lmaz, Dubes RI Achmad Rizal Purnama, Wali Kota Ankara Mansur Yavas, mantan Perdana Menteri Turki Binali Y?ld?r?m, Ketua Grup Persahabatan Parlemen Turki–Indonesia Aysle Bohurler, serta Managing Director TAIS Dogan Bescan.
Dalam kesempatan itu Wakil Presiden Türkiye Cevdet Y?lmaz mengapresiasi penyelenggaraan resepsi perayaan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Dia menyampaikan Indonesia dan Turki memiliki banyak kesamaan pandangan sejak lama.
"Kami menyambut baik kerja sama yang makin konkret, termasuk pertukaran budaya yang menghidupkan jembatan hati kedua bangsa," kata Y?lmaz.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, menegaskan resepsi ini sebagai ruang temu diplomasi budaya dan jejaring strategis. Menurut dia, eratnya hubungan Indonesia-Turki dikarekankepercayaan yang dibangun sejak lama.
Selepas pemotongan tumpeng, aksi panggung para seniman tari memikat hadirin melalui tarian-tarian tradisional Betawi yang atraktif dan disambut meriah para diplomat dan tamu undangan. Suasana kian hangat tatkala permainan musik angklung mengalun. Sejumlah tamu turut mencoba memainkan nada, menegaskan semangat partisipasi dan persahabatan tanpa sekat budaya.
Menjelang penutup, para penari asal Kota Jakarta mengajak seluruh tamu bangkit dan menari bersama. Antusiasme pun meledak—para tamu, termasuk tamu kehormatan, larut dalam kebersamaan yang menjadi ciri khas perayaan persahabatan Indonesia-Turki.
Rangkaian ini meneguhkan pesan bahwa perayaan 75 tahun bukan sekadar penanda sejarah, melainkan pijakan untuk melaju ke babak kolaborasi baru yang lebih inklusif dan berdampak bagi masyarakat kedua negara.