New York: Berbicara melalui video setelah Amerika Serikat (AS) menolak visanya, Presiden
Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kepada para pemimpin dunia pada Kamis 25 September 2025 bahwa rakyatnya menolak serangan Hamas tahun 2023 terhadap
Israel.
Abbas mengatakan kepada
Majelis Umum PBB bahwa warga Palestina di Gaza "telah menghadapi perang genosida, penghancuran, kelaparan, dan pengungsian" oleh Israel.
“Meskipun terjadi perang yang mematikan, warga Palestina tidak akan meninggalkan Tanah Air kami,” ujar Abbas, seperti dikutip
Al Jazeera, Jumat 26 September 2025.
Dalam pidato yang singkat namun tegas, Abbas memaparkan visinya yang berkelanjutan untuk negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza bersama Israel.
"Tidak akan ada keadilan jika Palestina tidak dibebaskan," kata Abbas.
“Otoritas Palestina siap memikul tanggung jawab penuh atas pemerintahan dan keamanan di Gaza,” ungkap Abbas.
Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Abbas berjanji untuk bekerja sama dengan Presiden AS Donald Trump, Arab Saudi, Prancis, dan
PBB dalam rencana perdamaian untuk Gaza yang didukung penuh oleh badan dunia tersebut.
Pemimpin berusia 89 tahun itu hanya berpidato selama 20 menit—lebih singkat dari pidato-pidato sebelumnya, yang seringkali lebih dari satu jam. Dalam pidatonya, ia berusaha membangun pengakuan kenegaraan yang semakin berkembang, tetapi sebagian besar bersifat simbolis, untuk menampilkan pemerintahannya sebagai alternatif bagi Hamas dan bagi rencana Israel.
Abbas berterima kasih kepada para pemimpin dunia yang telah membela Palestina selama perang Gaza, dengan mengatakan bahwa pengakuan baru-baru ini atas kenegaraan Palestina telah memberi rakyatnya harapan akan perdamaian dan berakhirnya konflik.
Ia menyambut baik pengumuman terbaru dari Prancis, Inggris, dan Kanada yang mengakui mereka sebagai negara merdeka dan menyerukan agar beberapa lusin negara yang tersisa melakukan hal yang sama. Namun, ia menambahkan, pengakuan simbolis saja tidak cukup untuk mengatasi situasi saat ini.
"Waktunya telah tiba bagi komunitas internasional untuk berbuat benar bagi rakyat Palestina, agar mereka dapat memperoleh hak-hak mereka yang sah untuk terbebas dari pendudukan dan tidak terus menjadi sandera temperamen politik Israel, yang mengingkari hak-hak kami dan terus melakukan ketidakadilan, penindasan, dan agresi mereka," ujar Abbas.
Sebelum menutup pidatonya, beliau menyampaikan pesan harapan kepada rakyat Palestina, dengan mengatakan bahwa selama apa pun penderitaan ini berlanjut, "akibatnya tidak akan mematahkan tekad kami untuk hidup dan bertahan hidup."