8 Santri Berhasil Diselamatkan dari Balik Reruntuhan Beton Musala Ponpes Al-Khoziny

Tim SAR berupaya evakuasi santri di balik reruntuhan beton musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Basarnas Surabaya)

8 Santri Berhasil Diselamatkan dari Balik Reruntuhan Beton Musala Ponpes Al-Khoziny

Amaluddin • 30 September 2025 10:22

Sidoarjo: Operasi penyelamatan korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, berhasil menyelamatkan delapan santri. Tim SAR gabungan berjuang mengevakuasi korban dari balik timbunan reruntuhan beton dalam kondisi yang penuh risiko.

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, selaku Koordinator Misi SAR (SMC), mengungkapkan tujuh korban pertama berhasil ditemukan pada Senin malam, 29 September. Proses evakuasi yang berlangsung berjam-jam tersebut menghadapi kendala besar akibat kondisi struktur bangunan yang tidak stabil.

“Meskipun menghadapi struktur bangunan yang rapuh dan material reruntuhan yang menumpuk, tim tetap mengutamakan keselamatan korban maupun petugas,” kata Nanang di Sidoarjo, Selasa, 30 September 2025.

Proses evakuasi kedelapan korban tersebut berlangsung dalam rentang waktu yang panjang. Korban pertama berhasil dievakuasi pada Senin, 30 September 2025, pukul 18.01 WIB, sementara korban terakhir berhasil ditemukan pada Selasa, 30 September 2025, dini hari pukul 01.58 WIB.

Setelah berhasil dievakuasi, seluruh korban segera dilarikan ke sejumlah rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Rumah sakit yang menangani antara lain RSUD Notopuro, RS Delta Surya, dan RSI Siti Hajar.
 

Baca: 34 Santri Korban Musala Ponpes Al-Khoziny Ambruk Dirawat di RSUD Sidoarjo

Berdasarkan data sementara, total korban dalam insiden tragis ini mencapai 100 orang santri. Dari jumlah tersebut, 99 orang berhasil diselamatkan yang terdiri dari 91 orang yang menyelamatkan diri sendiri dan 8 orang hasil evakuasi tim SAR, sementara satu orang lainnya meninggal dunia.

Nanang menjelaskan operasi penyelamatan menghadapi kendala teknis yang sangat berat. Kendala utama akses menuju lokasi korban yang tertutup beton tebal serta ancaman konstan risiko runtuhan susulan.

Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, tim gabungan mengerahkan peralatan khusus guna mendukung operasi. Peralatan yang digunakan mencakup alat ekstrikasi, SCBA (Self-Contained Breathing Apparatus), dan perlengkapan medis lapangan.

Operasi kemanusiaan ini melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi dan organisasi. Terdapat gabungan personel dari Kantor SAR Surabaya, BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, TNI, Polri, PMI, Damkar, serta relawan dari berbagai organisasi.

“Sinergi antarinstansi ini menjadi kunci utama agar setiap korban bisa ditemukan secepat mungkin,” tegas Nanang mengenai kolaborasi dalam operasi tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, proses pencarian dan penyisiran masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Mereka masih memeriksa titik-titik reruntuhan yang diduga terdapat korban lainnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)