Kondisi Gunung Semeru pada Minggu pagi, 23 November 2025/Dok. PVMBG
Daviq Umar Al Faruq • 24 November 2025 06:26
Lumajang: Proses pemulihan infrastruktur dasar di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan perkembangan signifikan setelah empat hari pasca-erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 November 2025. PT PLN (Persero) melalui UP3 Jember memastikan seluruh jaringan listrik yang terdampak erupsi telah kembali normal 100 persen pada Minggu, 23 November 2025, pukul 12.38 WIB.
Gangguan awal yang terjadi di hari pertama erupsi menyebabkan kerusakan cukup serius pada jaringan distribusi listrik. Tercatat 23 tiang tegangan menengah (TM) patah, dua tiang tegangan rendah (TR) rusak, serta satu penyulang GTT terdampak. Akibatnya, sekitar 1.134 pelanggan sempat mengalami pemadaman, dengan beban padam mencapai 0,06 MW.
Namun, dalam waktu singkat, petugas PLN berhasil memulihkan pasokan listrik hingga 3,72 MW. Upaya ini memastikan suplai listrik bagi 33.362 pelanggan tetap terjaga selama masa tanggap darurat, termasuk untuk kebutuhan di posko pengungsian, dapur umum, fasilitas kesehatan, hingga layanan komunikasi dan pemerintahan.
Selama empat hari terakhir, tim teknis PLN bekerja hampir tanpa jeda di lapangan. Tantangan terbesar datang dari sejumlah titik yang tertimbun material vulkanik serta berada di dalam zona merah hunian versi
BPBD.
Akses yang terbatas dan potensi bahaya menjadi perhatian utama. Namun, pekerjaan tetap dapat diselesaikan berkat koordinasi yang solid dengan BPBD, relawan, dan aparat kewilayahan.
Kepala UP3 PLN Jember, Sendy Rudianto, menegaskan bahwa pemulihan jaringan listrik tidak semata persoalan teknis, melainkan bagian penting dari pemulihan kehidupan sosial warga terdampak.
"Dengan pemulihan penuh di wilayah ULP Tempeh sebagai titik paling terdampak, PLN memastikan stabilitas kelistrikan kini berada dalam kondisi aman. Langkah penguatan sistem juga terus dilakukan untuk mencegah gangguan lanjutan dan mendukung mobilitas petugas penanganan bencana," ujar dia.
PLN juga mengimbau masyarakat untuk terus memanfaatkan kanal resmi, seperti aplikasi PLN Mobile maupun layanan 123. Tujuannya, agar setiap aduan dan kebutuhan kelistrikan dapat ditangani secara cepat dan akurat.
Aktivitas Gunung Semeru yang terpantau dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Kamis, 20 November 2025. ANTARA/Hamka Agung
Di sisi lain, aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih menunjukkan intensitas tinggi berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, PVMBG, untuk periode 00.00–06.00 WIB pada Minggu pagi, 23 November 2025.
Cuaca di sekitar gunung terpantau mendung dengan angin lemah mengarah ke barat laut. Gunung sempat terlihat jelas sebelum tertutup kabut tipis hingga tebal.
Secara visual, teramati asap kawah bertekanan lemah hingga kuat berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tinggi, membumbung sekitar 1.000 meter dari puncak. Dua kali letusan juga tercatat, memunculkan kolom asap putih tebal hingga kelabu setinggi 500–700 meter yang bergerak ke arah barat daya.
Dari sisi kegempaan, petugas mencatat 36 gempa letusan, dua gempa guguran, serta lima gempa hembusan. Data ini menegaskan bahwa Gunung Semeru masih berada dalam fase erupsi aktif dan memerlukan kedisiplinan tinggi dalam penerapan langkah mitigasi.
PVMBG kembali menegaskan bahwa kawasan dalam radius 8 kilometer dari puncak wajib steril dari segala bentuk aktivitas. Selain itu, sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 20 kilometer dari puncak ditetapkan sebagai zona paling berbahaya dan tidak boleh dimasuki.
Bagi masyarakat yang berada di luar radius tersebut, tetap diberlakukan larangan beraktivitas dalam jarak minimal 500 meter dari sempadan sungai. Potensi bahaya berupa awan panas, guguran lava, dan aliran lahar masih dapat terjadi, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta anak-anak sungainya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang terus memperkuat koordinasi lintas sektor dan memastikan seluruh informasi perkembangan Gunung Semeru disampaikan secara terbuka melalui kanal resmi. Langkah ini dilakukan agar masyarakat selalu mendapatkan informasi yang akurat dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Di tengah pemulihan infrastruktur yang terus berjalan, masyarakat diimbau tetap tenang, waspada, dan mematuhi seluruh rekomendasi keselamatan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait demi menjaga keselamatan bersama.