Penyebab Banjir di Jabodetabek Bukan Hanya Curah Hujan Tinggi, Apa Saja?

BRIN. Foto: Istimewa.

Penyebab Banjir di Jabodetabek Bukan Hanya Curah Hujan Tinggi, Apa Saja?

Atalya Puspa • 8 March 2025 18:08

Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa banjir yang kerap melanda kawasan Jabodetabek tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi. Ada faktor lain yang memperburuk kondisi.

Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN Yus Budiono mengungkapkan, ada empat faktor utama penyebab banjir di Jabodetabek. Yakni, penurunan muka tanah (land subsidence), perubahan tata guna lahan (land use change), kenaikan muka air laut, serta fenomena cuaca ekstrem.

"Dari hasil riset kami, penyebab utama meningkatnya risiko banjir di Jabodetabek adalah penurunan muka tanah, yang berkontribusi hingga 145 persen terhadap peningkatan risiko banjir," ungkap Yus saat dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 8 Maret 2025.

Ia menambahkan, perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali juga meningkatkan risiko banjir hingga 12 persen. Sedangkan kenaikan muka air laut hanya berdampak sekitar 3 persen.
 

Baca juga: 

Penyebab Banjir Jabodetabek & Jabar: Murni Karena Hujan?


Menurut Yus, tren kejadian banjir di Jabodetabek beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan intensitas peristiwa ekstrem. "Perubahan iklim global menyebabkan lebih banyak hujan ekstrem, seperti yang terjadi pada 1 Januari 2020 dan akhir Januari 2025, ketika curah hujan mencapai lebih dari 300 mm, jauh di atas normal," ungkap dia.

Yus menjelaskan bahwa banjir di Jabodetabek bisa dikategorikan ke dalam tiga jenis utama. Yakni, banjir akibat hujan lokal (torrential rain flood), banjir akibat luapan sungai (fluvial flood), serta banjir akibat pasang laut (coastal flood).

"Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu lebih dominan sebagai fluvial flood, di mana hujan terjadi lebih intens di bagian hulu dan menyebabkan luapan air di sungai-sungai besar," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)