Ini Deretan Keuntungan RI-AS dalam Kesepakatan Tarif Trump

Negosiasi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Howard Lutnick. Foto: Dok Kemenko Perekonomian

Ini Deretan Keuntungan RI-AS dalam Kesepakatan Tarif Trump

Eko Nordiansyah • 24 December 2025 10:46

Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Amerika Serikat (AS) direncanakan akan meneken kesepakatan dagang bilateral sebelum akhir Januari 2026.

Hasil negosiasi antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dengan United States Trade Representative (USTR) Ambassador, Jamieson Greer, pada Senin,12 Desember 2025 adalah mempercepat proses penyusunan draf perjanjian tarif hingga 2026.

Dokumen perjanjian ini nantinya akan langsung ditandatangani Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump di AS. Berikut adalah keuntungan yang diperoleh kedua negara saat meneken perjanjian dagang:

Keuntungan untuk Indonesia

1. Pengecualian tarif khusus produk ekspor unggulan

Dalam negosiasi lanjutan, AS memberikan pengecualian bagi sejumlah produk ekspor unggulan Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kakao, teh hingga kopi.

Airlangga menjelaskan, tarif resiprokal Indonesia turun menjadi 19 persen dari yang sebelumnya 32 persen. Diketahui, sejak pengumuman Liberation Day pada April lalu, pemerintah Indonesia telah melakukan perundingan intensif untuk mengatasi permasalahan dagang antar kedua negara.

2. Untungkan 5 juta pekerja industri padat karya

Pemerintah Indonesia mengklaim penyesuaian tarif resiprokal dagang dengan AS akan menguntungkan industri padat karya termasuk pekerja di dalamnya.

Setelah negosiasi dilaksanakan, Airlangga menyebut, pemerintah AS sepakat untuk mengecualikan tarif ekspor sejumlah komoditas unggulan seperti kopi, kakao hingga teh. Penurunan tersebut menjadi kabar baik bagi industri Indonesia terlebih yang terdampak langsung kebijakan tarif.
 



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Keuntungan untuk Amerika Serikat

1. Mendapatkan akses mineral kritis RI

Dalam negosiasi yang dijalankan kedua negara. AS meminta Indonesia untuk membuka akses sejumlah mineral kritis seperti nikel, kobalt dan tembaga.

Permintaan mineral kritis dapat menguntungkan AS dari berbagai sektor mulai dari pengamanan rantai pasokan, mendukung industri strategis hingga keunggulan geopolitik. Mendapatkan akses mineral RI dapat memperkuat rantai pasokan AS terutama terhadap gangguan pasar global.

2. Kerja sama atasi hambatan nontarif

Kerja sama mengatasi hambatan non tarif dapat menguntungkan AS dari segi perdagangan dan investasi bilateral. Keuntungan yang diperoleh yakni menyederhanakan akses pasar bagi produk asal AS dan menghapus sejumlah persyaratan pelabelan izin impor. (Surya Mahmuda)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)