Jembatan Bantar yang sudah tak difungsikan untuk lalu lintas kendaraan. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Ahmad Mustaqim • 15 August 2023 16:15
Yogyakarta: Jembatan Bantar di perbatasan Kabupaten Kulon Progo dengan Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih tegak secara konstruksi. Namun jembatan ini sudah tak difungsikan untuk mobilitas kendaraan berat.
Peranan jembatan ini kini digantikan dua jembatan yang dibuat di sisi selatannya.
Dalam laman jogjaprov.go.id, jembatan ini menjadi saksi sejarah pada era masa kolonial Belanda. Jembatan yang dibangun pada 1886 ini dibuat dengan konsep gantung dengan rangka baja.
Jembatan ini dibuat dengan panjang 176 meter, lebar 6 meter, dan ketinggian dua tiang penopang sekitar 13 meter dari permukaan sungai. Jembatan ini menjadi penghubung masyarakat di dua kabupaten maupun luar daerah yang melintas.
"Dulu ya dipakai untuk semua. Jalurnya cuma satu itu buat lewat," kata warga Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Sudiyo, Selasa, 15 Agustus 2023.
Ia mengatakan Jembatan Bantar yang dibuat era kolonial Belanda itu dulu memang jalur utama mobilitas warga. Pengangkutan barang maupun perekonomian ditopang jembatan itu.
"Kalau cerita kakek nenek dulu, Jembatan Bantar ini memang jadi tempat perjuangan zaman ada penjajah," kata lelaki 54 tahun ini.
Dalam situs Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulon Progo, menyebut peristiwa Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, salah satu titik lokasinya ada di Jembatan Bantar. Di sekitar lokasi itu menjadi titik perlawanan dan komando tentara penjajah.
Menurut Sudiyo masyarakat dari berbagai kelompok bahu membahu mengalahkan penjajah. Saat itu, kata dia, Jembatan Bantar menjadi salah satu titik memutus bala bantuan tentara penjajah sehingga Serangan Umum 1 Maret 1949 dimenangkan Indonesia.
Kini Jembatan Bantar telah ditetapkan sebagai monumen pada 1 Maret 1995. Penetapan itu ditandatangani Ketua Umum Daerah Perlawanan (Wehrkreise) III Yogyakarta, Jenderal TNI (Purn), Soesilo Soedarman. Warga juga biasanya memanfaatkan jembatan untuk berkegiatan, seperti bersepeda dan jalan kaki.