Luncurkan Serangan Balasan, Ukraina Klaim Berhasil Rebut 3 Desa di Donetsk

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: EPA

Luncurkan Serangan Balasan, Ukraina Klaim Berhasil Rebut 3 Desa di Donetsk

Medcom • 12 June 2023 19:04

Kyiv: Ukraina mengumumkan bahwa pasukannya berhasil merebut kembali tiga desa di wilayah timur Donetsk pada Minggu, 11 Juni 2023. Ini pun menjadi bagian dari serangan balasan Ukraina terhadap Rusia.

 

Setelah berbulan-bulan persiapan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akhirnya mengonfirmasi pada Sabtu bahwa serangan balasan terhadap pasukan Rusia telah dimulai.

 

Analis dari Institute for the Study of War mengatakan, pasukan Ukraina telah meluncurkan operasi serangan balasan di setidaknya empat area garis depan. 

 

Pada akhir pekan lalu, Ukraina pun dikabarkan berhasil menguasai kembali tiga desa yang berada di wilayah Donetsk. Pasukan darat merilis video yang menunjukkan tentara mengibarkan bendera Ukraina di atas bangunan yang hancur.

 

"Neskuchne dari wilayah Donetsk berada di bawah bendera Ukraina lagi," kata layanan penjaga perbatasan negara, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 12 Juni 2023. 

 

Juru bicara militer Valeriy Shershen mengatakan, desa itu berada di perbatasan wilayah timur Donetsk dan wilayah selatan Zaporizhzhia. Ia menambahkan bahwa pasukan Ukraina juga telah menangkap beberapa pasukan Rusia dan pro-Rusia.

 

Keberhasilan militer utama Ukraina di wilayah Zaporizhzhia ini memungkinkan pasukannya untuk menerobos jembatan darat yang menghubungkan Rusia dengan semenanjung Krimea yang dianeksasi dari Ukraina. Ini dinilai akan menjadi pembalikan yang besar bagi Ukraina.

 

Bencana terburuk sejak Chernobyl
 

Namun, di tengah keberhasilan ini, terjadi peristiwa tragis yang menimpa warga Ukraina. 

 

Pada hari Minggu, kapal penyelamat yang mengevakuasi warga sipil dari banjir di wilayah Kherson ditembak. 

 

Serangan ini mengakibatkan tiga orang tewas dan setidaknya 23 lainnya terluka. Rusia pun dituduh melakukan penembakan itu.

 

Diketahui, banjir tersebut dipicu oleh bendungan Kakhovka yang meledak pada Selasa pekan lalu. Peristiwa bencana ini pun mengakibatkan ribuan orang terpaksa melarikan diri di tengah kekhawatiran akan bencana kemanusiaan dan lingkungan.

 

Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan di Sungai Dnipro tersebut. Sementara itu, Rusia mengatakan Ukraina yang menembak struktur bendungan itu hingga hancur. 

 

Dalam pidato malamnya pada hari Minggu, Zelensky mengecam tindakan Rusia. Ia mengungkapkan bahwa "puluhan kota dan desa masih banjir.”

 

"Penjajah mengatur bencana ini dengan meledakkan bendungan, orang-orang terlantar di kota dan desa yang banjir, dan setelah itu mereka menembaki kapal yang mengungsi,” ujar Zelensky.

 

Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin dan perwakilan Pengadilan Kriminal Internasional dikabarkan telah mengunjungi wilayah Kherson. Mereka pun tengah menyelidiki siapa yang berada di balik insiden tersebut.

 

"Ini adalah bencana lingkungan terburuk sejak Chernobyl jadi kami sedang menyelidiki tidak hanya kejahatan perang tetapi juga ekosida," kata Kostin.

 

Dia mencatat beberapa fasilitas termasuk terminal penyimpanan minyak dilanda banjir. Sebanyak 450 ton minyak turbin juga telah tumpah ke perairan Dnipro dan Laut Hitam

 

Sementara itu, pejabat Ukraina mengatakan tujuh orang tewas dan 35 lainnya, termasuk tujuh anak-anak masih hilang setelah terjadinya banjir dahsyat akibat kehancuran bendungan.

 

Selain harus mengungsi, warga juga dilaporkan kekurangan air minum. Seorang karyawan di badan meteorologi Kherson, Lora Musiyan, mengatakan tingkat air turun jadi 1,7 juta dari pengukuran puncaknya yang tercatat pada pekan lalu. (Arfinna Erliencani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)