Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun ini, dengan alasan gangguan produksi otomotif sementara dan lemahnya investasi swasta pada kuartal pertama.
IMF memperkirakan perekonomian Jepang akan tumbuh sebesar 0,7 persen pada tahun ini, turun 0,2 persen dari perkiraan pada April, setelah mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen pada 2023. IMF mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,0 persen pada 2025.
Namun IMF menawarkan pandangan optimis mengenai konsumsi karena adanya prospek kenaikan gaji besar yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam negosiasi upah musim semi shunto tahun ini akan meningkatkan pendapatan rumah tangga.
"Di Jepang, kuatnya penyelesaian upah shunto diperkirakan akan mendukung perbaikan konsumsi swasta mulai paruh kedua," kata IMF dalam laporan terbaru World Economic Outlook-nya, dilansir Channel News Asia, Rabu, 17 Juli 2024.
Pelemahan konsumsi baru-baru ini disebutkan oleh beberapa analis sebagai faktor yang dapat menghambat Bank of Japan (BoJ) untuk menaikkan suku bunga terlalu cepat dari tingkat yang mendekati nol saat ini.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda menyuarakan optimisme terhadap prospek konsumsi, dengan mengatakan kemungkinan akan pulih ketika kenaikan upah meluas dan meningkatkan daya beli rumah tangga.
Menjaga peluang kenaikan suku bunga
BOJ kemungkinan akan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini pada Juli namun memproyeksikan inflasi akan tetap berada di sekitar target dua persen dalam beberapa tahun ke depan, sehingga menjaga peluang kenaikan suku bunga bulan ini tetap hidup.
Perekonomian Jepang menyusut sebesar 2,9 persen secara tahunan pada Januari-Maret karena gangguan produksi di beberapa produsen mobil dan lemahnya konsumsi yang sebagian disebabkan oleh kenaikan inflasi. Banyak analis memperkirakan pertumbuhan akan kembali pulih pada kuartal April-Juni karena gangguan output otomotif mulai menghilang dan ekonomi kembali berjalan.