Pembunuhan Dokter Magang Soroti Risiko Keamanan di Fasilitas Kesehatan India

Sejumlah dokter muda mengecam pemerkosaan dan pembunuhan dokter magang di Kolkata, India, 13 Agustus 2024. (PTI)

Pembunuhan Dokter Magang Soroti Risiko Keamanan di Fasilitas Kesehatan India

Medcom • 14 August 2024 19:52

Kolkata: Seorang dokter wanita berusia 31 tahun ditemukan tewas di ruang seminar sebuah rumah sakit tua di Kolkata, India, pada Sabtu kemarin. Kematian ini memicu kekhawatiran luas terkait keamanan pekerja di fasilitas kesehatan India.

Mengutip dari BBC News pada Rabu, 14 Agustus 2024, dokter tersebut, yang merupakan trainee atau magang di Rumah Sakit RG Kar, ditemukan setengah telanjang dengan luka parah setelah beristirahat di aula seminar rumah sakit usai menjalani shift panjang yang melelahkan.

Polisi telah menangkap seorang relawan rumah sakit yang diduga terlibat dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan tersebut. Insiden ini memicu kemarahan para dokter, yang kemudian menggelar aksi mogok di berbagai kota di India, menyerukan perlunya undang-undang federal yang lebih ketat untuk melindungi tenaga kesehatan.

Kejadian ini menambah panjang daftar kekerasan yang dialami para pekerja kesehatan di India, khususnya perempuan yang jumlahnya hampir 30?ri seluruh dokter dan 80% tenaga perawat di negara tersebut. Data resmi menunjukkan peningkatan 4?lam kejahatan terhadap perempuan pada tahun 2022, dengan lebih dari 20% melibatkan kasus pemerkosaan dan penyerangan.

Fasilitas kesehatan di India, terutama yang dikelola pemerintah, sering kali tidak memiliki pengamanan yang memadai, membuat tenaga kesehatan rentan terhadap serangan. Rumah Sakit RG Kar, dikenal dengan jumlah pasien yang sangat banyak setiap harinya, tetapi fasilitasnya terbatas.

Kekerasan terhadap Dokter

Para dokter magang yang kelelahan terpaksa beristirahat di ruang seminar tanpa kamar khusus setelah bekerja hingga 36 jam, sehingga meningkatkan risiko keamanan. Pihak berwenang mengungkapkan bahwa tersangka memiliki akses bebas ke bangsal dan sebelumnya tidak menjalani pemeriksaan latar belakang, sehingga menambah keprihatinan tentang keamanan di fasilitas medis .

Kekerasan terhadap dokter bukanlah hal baru di India, termasuk insiden tragis pada tahun 1973 ketika seorang perawat di Mumbai, Aruna Shanbaug, menjadi korban pemerkosaan yang membuatnya berada dalam kondisi vegetatif selama 42 tahun hingga meninggal pada 2015. Ada juga Vandana Das, seorang dokter magang yang dibunuh oleh pasien yang mabuk di Kerala pada tahun 2022.

Kasus-kasus ini mencerminkan risiko besar yang dihadapi oleh tenaga medis wanita di India, terutama di rumah sakit pemerintah yang seringkali penuh sesak dan kekurangan sumber daya.

Madhuparna Nandi, seorang dokter junior di National Medical College Kolkata, mengungkapkan ketakutannya setelah insiden terbaru ini. Dia bercerita tentang pengalaman pribadinya bekerja dalam kondisi yang membahayakan, termasuk tidak adanya fasilitas toilet khusus dan ketidakamanan selama bekerja lembur.

Selain masalah infrastruktur, para dokter juga menghadapi ancaman dari pasien atau keluarga mereka yang marah. Pada puncak pandemi COVID-19, Kamna Kakkar, seorang dokter anestesi, mengalami ancaman kekerasan dari keluarga pasien yang memaksa masuk ke ICU tempat dia bekerja.

Tenaga Kesehatan Wanita

Meski beberapa negara bagian di India telah memiliki undang-undang untuk melindungi tenaga kesehatan dari kekerasan, penegakan hukum dinilai masih lemah. Dokter Saraswati Datta Bodhak dari Bankura, Benggala Barat, mengungkapkan bahwa ia pernah melihat seorang pria dengan pistol berkeliaran di sekitar rumah sakit pemerintah terkemuka di Kolkata selama kunjungannya.

"Kedua putri saya adalah dokter muda dan mereka mengatakan kepada saya bahwa kampus-kampus rumah sakit di negara bagian ini dipenuhi oleh elemen-elemen anti-sosial, pemabuk dan calo," katanya.

Namrata Mitra, seorang ahli patologi yang pernah belajar di RG Kar Medical College, menceritakan bagaimana dia merasa tidak aman saat bekerja dan harus membawa ayahnya untuk menemaninya karena takut akan keselamatannya. Pengalaman ini menyoroti betapa mendesaknya kebutuhan akan perlindungan yang lebih baik bagi tenaga kesehatan wanita di India.

Para dokter yang memprotes berharap ada perubahan, meski pesimisme tetap ada. "Tidak ada yang akan berubah... Harapannya adalah dokter harus bekerja sepanjang waktu dan menerima pelecehan sebagai hal yang biasa," kata Dr. Namrata Mitra, seorang ahli patologi yang berbasis di Kolkata.

Kejadian ini memunculkan seruan yang semakin kuat dari berbagai pihak untuk segera diberlakukannya undang-undang federal yang dapat melindungi para dokter dan tenaga kesehatan lainnya di India. Sebuah langkah yang dianggap sangat mendesak mengingat situasi yang semakin tidak aman di rumah sakit-rumah sakit pemerintah di seluruh negeri. (Shofiy Nabilah)

Baca juga: Dokter Diperkosa dan Dibunuh, Pekerja Medis India Mogok Kerja!

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)