Ilustrasi. Foto: MI
Annisa ayu artanti • 3 December 2024 16:11
Jakarta: PT PLN (Persero) pasok listrik ke berbagai daerah demi mendukung program 3 juta rumah.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan PLN siap mendukung pemerintah menyediakan perumahan layak dengan suplai listrik yang andal dan terjangkau masyarakat bawah.
Harapannya, upaya ini sekaligus mendukung misi perusahaan membangun keberlanjutan energi dan kesejahteraan masyarakat.
“PLN berkomitmen untuk tidak hanya memperluas infrastruktur kelistrikan, tetapi juga memastikan kebutuhan listrik masyarakat terpenuhi dengan energi yang terjangkau dan bersih (affordable clean energy),” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Desember 2024.
Melalui program 3 juta rumah ini, PLN memproyeksikan kebutuhan konsumsi listrik sebesar 6,3 Terawatt hour (TWh) per tahun. PLN siap mengalokasikan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 1 Gigawatt (GW).
“Infrastruktur kelistrikan kami siapkan mulai dari kapasitas pasokan listrik hingga jaringan distribusi yang akan melayani sampai ke lokasi rumah, sehingga program ini bukan hanya menyediakan rumah, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan melalui investasi yang berbasis keberlanjutan,” jelas Darmawan.
Ilustrasi perumahan. Foto: Kementerian PUPR.
PLN mendorong penggunaan energi terbarukan
Selain menyediakan pasokan listrik untuk rumah baru, PLN juga aktif mendorong penggunaan energi terbarukan melalui program bundling PV Rooftop.
Program ini memberikan akses kepada masyarakat untuk mengadopsi konsep rumah pintar dan ramah lingkungan (smart & eco-friendly house).
"Dalam mendukung program ini, PLN telah mengembangkan aplikasi PLN Mobile yang memberikan solusi digital untuk berbagai kebutuhan listrik masyarakat," ungkap Darmawan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan, program 3 Juta Rumah dilandasi keprihatinan Presiden Prabowo yang memiliki perhatian serius untuk menyisir masyarakat terbawah di Indonesia.
“Misinya bukan hanya untuk membangun rumah, tetapi memberantas kemiskinan. Indonesia akan mencapai 100 tahun kemerdekaan, tapi masih banyak rumah yang tidak memiliki fasilitas mandi-cuci-kakus (MCK), sehingga orang buang air di sungai. Kami sebagai pejabat datang dan pergi, waktu yang kami punya itu singkat, sehingga kami tidak ingin main-main ketika mendapat mandat dari rakyat,” tutur Fahri.