Pengelola Dana Terbesar di Dunia Tambah Saham Nvidia dan Kurangi Apple

Nvidia. Foto: Unsplash.

Pengelola Dana Terbesar di Dunia Tambah Saham Nvidia dan Kurangi Apple

Arif Wicaksono • 19 June 2024 14:31

New York: Salah satu pengelola dana teknologi terbesar di dunia akan meningkatkan eksposurnya ke Nvidia, yang telah menjadi perusahaan paling bernilai di dunia.

Dana Standard & Poor's Depository Receipts (SPDR) Sektor Pilihan Teknologi yang mengelola dana senilai USD72,34 miliar, yang dikelola oleh State Street Global Advisors, akan membeli sekitar USD10 miliar saham Nvidia sambil mengurangi eksposurnya ke Apple.
 

baca juga:

Nvidia Salip Microsoft, S&P 500 Catat Rekor Tertinggi Lagi


Kepala penelitian SPDR Amerika di State Street Matthew Bartolini menjelaskan perubahan ini dilakukan agar dana tersebut dapat menyelaraskan kepemilikannya dengan perubahan yang tertunda pada indeks S&P Dow Jones Technology Select Sector, yang dilacaknya.

"Perombakan tersebut akan membuat Microsoft dan Nvidia berbagi posisi teratas dalam dana dan indeks, dengan Apple menjadi runner-up," menurut Bartolini, dilansir Channel News Asia, Rabu, 19 Juni 2024.

Pembuat cip Nvidia menjadi perusahaan paling bernilai di dunia karena nilai pasarnya mencapai USD3,33 triliun, melampaui Microsoft.

Hingga saat ini, ETF teknologi memiliki 22,5 persen asetnya yang diinvestasikan di Microsoft, 21 persen di Apple, dan hanya enam persen di Nvidia, menurut Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets.

Hal ini menyebabkan kinerja dana tersebut di bawah standar acuannya karena saham Nvidia naik 173 persen tahun ini.

Microsoft akan mempertahankan dominasinya dalam portofolio SPDR ETF, dengan bobot 21 persen. Nvidia juga akan mendapat bobot 21 persen, sementara Apple akan turun menjadi 4,5 persen.

“Fakta Nvidia naik dan saham Apple turun hari ini mungkin mencerminkan bahwa penyeimbangan kembali dalam ETF sudah berlangsung," jelas Kepala Strategi di Interactive Brokers Steve Sosnick.

Peraturan indeks dan konstruksi portofolio berarti hanya dua dari tiga raksasa teknologi yang dapat memegang posisi penuh, 21 persen, di ETF.

Posisi besar lainnya tidak boleh melebihi 4,5 persen. Peraturan tersebut, yang ditetapkan pada 1998 ketika indeks tersebut diluncurkan, membatasi total eksposur terhadap semua saham dengan bobot lebih dari 5 persen dalam indeks Standard & Poor's 500 yang lebih luas pada 50 persen portofolio.

"Fakta tiga raksasa teknologi bersaing untuk mendapatkan dua tempat teratas dalam portofolio ETF adalah belum pernah terjadi sebelumnya," kata Bartolini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)