Temuan Mengerikan dari Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza, Ada Mayat Tanpa Kepala

Mayat yang ditemukan dari kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza. Foto: Anadolu

Temuan Mengerikan dari Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza, Ada Mayat Tanpa Kepala

Fajar Nugraha • 10 May 2024 13:40

Gaza: Kuburan massal ketiga ditemukan pada Rabu 8 Mei 2024 di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Palestina. Temuan mengerikan dari kuburan tersebut, termasuk beberapa di antaranya berisi mayat tanpa kepala.

Fakta kali ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi kejahatan perang setelah militer Israel melakukan pengepungan terhadap rumah sakit di wilayah tersebut.

Penemuan baru ini menambah jumlah total menjadi tujuh kuburan massal di antara tiga rumah sakit di Gaza, yang berisi sekitar 520 jenazah pria, wanita dan anak-anak.

“Sejauh ini sekitar 49 jenazah telah digali dari kuburan massal dan upaya masih dilakukan untuk mencari lebih banyak lagi,” kata Tim Medis Palestina dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Hill, Jumat 10 Mei 2024.

Setidaknya tujuh kuburan massal telah ditemukan di Jalur Gaza ketika Israel melanjutkan serangan brutalnya di daerah kantong tersebut yang telah menyebabkan lebih dari 34.800 orang tewas dan melukai lebih dari 78.400 lainnya sejak 7 Oktober 2023.

Tiga kuburan massal ditemukan di Rumah Sakit Al-Shifa, tiga di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis di selatan, dan satu di dalam Rumah Sakit Kamel Adwan di Gaza utara, kata kantor media.

“Setidaknya 520 jenazah telah digali dari tujuh kuburan massal,” tambah pernyataan itu.

“Kami mengutuk keras kejahatan genosida dan pembunuhan terus-menerus yang dilakukan oleh tentara pendudukan terhadap rakyat Palestina kami,” kata kantor media Gaza.

“Kami menganggap pemerintah AS, komunitas internasional dan pendudukan bertanggung jawab penuh atas kuburan massal dan agresi terang-terangan ini,” imbuh pernyataan mereka.

Kengerian

PBB sebelumnya telah menyerukan penyelidikan akhir bulan lalu setelah kuburan massal pertama ditemukan di Al-Shifa, Rumah Sakit Nasser di Khan Younis dan Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

Kuburan massal tersebut berisi beberapa orang yang ditelanjangi dengan tangan terikat, yang semakin meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi kejahatan perang. PBB menggambarkan mayat-mayat tersebut “terkubur jauh di dalam tanah dan ditutupi dengan limbah.”

Pakar hak asasi manusia PBB mengatakan dalam sebuah laporan pada Senin bahwa mereka ‘ngeri’ atas laporan tersebut. Mereka menambahkan bahwa banyak dari mayat yang ditemukan “dilaporkan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan eksekusi mendadak, dan kemungkinan adanya orang yang dikubur hidup-hidup.”

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel menyebut laporan kuburan massal “sangat meresahkan” akhir bulan lalu dan mengatakan pemerintahan Biden telah mempertanyakan pemerintah Israel tentang hal tersebut.

Militer Israel mengonfirmasi penemuan kuburan massal tersebut akhir bulan lalu, dan mengatakan bahwa pasukannya sebelumnya menggali kuburan massal di lokasi tersebut untuk mencari sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dalam konflik tersebut.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, meminta komunitas internasional untuk campur tangan menghentikan serangan mematikan Israel di wilayah kantong Palestina.

“Penemuan kuburan massal baru adalah bukti baru kebrutalan tentara pendudukan kriminal dalam agresi sistematisnya terhadap rakyat kami dan sektor medis,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

“Pendudukan (Israel) berupaya menghancurkan fondasi kehidupan (di Gaza) untuk mencapai rencana pemusnahan dan pengungsian,” imbuh Hamas.

Kelompok Palestina meminta semua kelompok hak asasi manusia “untuk mendokumentasikan kejahatan ini dan mengirimkannya ke Pengadilan Kriminal Internasional dan pengadilan kompeten lainnya untuk meminta pertanggungjawaban entitas jahat ini dan para pemimpin kriminalnya.”

Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari mengatakan “masuk akal” bahwa Israel melakukan genosida di Gaza dan memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan tersebut dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Pasukan Israel mengepung rumah sakit tersebut selama berhari-hari awal tahun ini, mengklaim bahwa militan Hamas berada di dalam rumah sakit tersebut di antara warga sipil. Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Penemuan ini terjadi ketika militer Israel mulai melakukan serangan ke Rafah, merebut perbatasan antara kota tersebut dan Mesir pada hari Selasa. Pemerintahan Biden sangat mendesak pemerintah Israel untuk tidak pindah ke Rafah, dengan alasan perlunya membatasi korban sipil dalam konflik tersebut.

Pakar hak asasi manusia PBB mengatakan dalam laporannya bahwa perang Israel-Hamas sangat berbahaya bagi perempuan dan anak-anak, dengan sekitar 14.500 dari hampir 35.000 warga Palestina tewas dalam perang tersebut, anak-anak dan 9.000 perempuan lainnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)