Emas Berpotensi Menguat Efek Proyeksi Dolar yang Menurun

Ilustrasi. Foto: Bappebti.

Emas Berpotensi Menguat Efek Proyeksi Dolar yang Menurun

Husen Miftahudin • 27 May 2024 12:59

Jakarta: Harga emas minggu ini berpotensi menunjukkan peningkatan. Menurut analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, penurunan nilai dolar AS yang diproyeksikan minggu ini menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga emas.

"Selama beberapa minggu terakhir, tren harga emas mengalami perubahan signifikan dari penurunan menuju kenaikan. Perubahan arah tren ini cenderung akan terus berlanjut, memberikan peluang bagi investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan ini," ungkap Fischer dikutip dari analisis hariannya, Senin, 27 Mei 2024.

Adapun faktor-faktor eksternal yang mendukung kenaikan harga emas antara lain ketidakpastian geopolitik yang semakin meningkat, terutama menjelang pemilu AS, konflik di Timur Tengah dan Ukraina, serta ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok.

Salah satu fokus utama geopolitik saat ini adalah situasi di Selat Taiwan. Dengan meningkatnya tekanan dari Tiongkok terhadap Taiwan, ketidakpastian di kawasan ini menambah dorongan bagi emas sebagai aset lindung nilai.

Fischer juga menggunakan analisis trendline dan candlestick untuk mendukung prediksi kenaikan ini, menunjukkan indikator teknis juga sejalan dengan proyeksi fundamental.

Analisis ini juga didukung oleh proyeksi dari UBS, yang baru-baru ini menaikkan target harga emas mereka. UBS memperkirakan harga emas akan mencapai USD2.600 per ons pada akhir 2024, naik dari target sebelumnya sebesar USD2.500 per ons.

"Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk melemahnya data ekonomi AS yang menyebabkan repricing ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve," papar Fischer.
 

Baca juga: Mengawali Pekan, Harga Emas Antam Naik Rp2.000
 

Pelonggaran suku bunga


Pada April, data ekonomi AS yang lebih lemah menyebabkan pasar uang memperhitungkan pelonggaran suku bunga sebesar 40 basis poin pada 2024, naik dari 28 basis poin pada akhir April.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong harga emas karena meningkatkan arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), yang secara historis mendukung kenaikan harga emas.

Selain itu, UBS juga meningkatkan perkiraan permintaan bank sentral untuk emas pada 2024 menjadi 950-1.000 metrik ton, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 800-850 metrik ton.

Laporan dari World Gold Council menunjukkan rekor pembelian emas pada kuartal pertama sebesar 290 metrik ton, meskipun People's Bank of China baru-baru ini menunjukkan moderasi dalam pembelian. Data perdagangan dari Swiss mengindikasikan pembelian emas oleh RRT terus berlanjut dengan kuat.

Ketidakpastian geopolitik juga diperkirakan akan mendukung harga emas sebagai aset lindung nilai. Situasi yang berkembang menjelang pemilu AS, konflik berkelanjutan di Timur Tengah dan Ukraina, serta ketegangan perdagangan antara AS dan RRT menambah faktor positif bagi kenaikan harga emas.

"Berdasarkan analisis, harga emas diperkirakan akan mengalami kenaikan minggu ini, didorong oleh penurunan nilai USD, ketidakpastian geopolitik, dan ekspektasi penurunan suku bunga," tutup Fischer.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)