Dunia Inginkan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Dunia inginkan penghentian ekspor senjata ke Israel. Foto: EFE-EPA

Dunia Inginkan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Medcom • 6 September 2024 18:05

Istanbul: Semenjak perang Israel-Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, sebagian negara telah mengumumkan penghentian atau pembatasan ekspor senjata ke Israel. Inggris menjadi negara terbaru yang ikut serta dengan menghentikan beberapa ekspor senjata pada Senin lalu. 

Respons dunia internasional terhadap konflik ini beragam. Beberapa negara memberlakukan larangan penuh, sementara yang lain hanya membatasi sebagian. Ada juga yang mendapatkan kritikan karena terus menjual senjata Israel meskipun ada kekhawatiran mengenai pelanggaran hukum internasional.

Menurut para ahli PBB, pengiriman senjata ke Israel dapat melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional. Namun, tidak semua negara merespons kekhawatiran ini dengan tegas.

Anadolu menduga gabungan keterangan sikap negara-negara terhadap ekspor senjata ke Israel, dengan fokus pada tingkat penghentian ekspor, kritik yang terus berlanjut, dan seruan untuk tindakan lebih lanjut di negara-negara yang belum memberlakukan penghentian.


Negara yang menghentikan ekspor senjata sepenuhnya

Kanada pada Maret, Menteri Luar Negeri, Melanie Joly yang menjelaskan bahwa keputusan itu diambil karena dukungan mayoritas di parlemen. Namun, beberapa laporan mengatakan Kanada hanya menghentikan sementara ekspor senjata non-mematikan. Meski, izin ekspor yang sudah ada tidak dibatalkan.

Italia dan Spanyol juga mengambil langkah serupa. Kedua negara ini menghentikan pengiriman senjata ke Israel sejak 7 Oktober. Spanyol bahkan melarang kapal-kapal pengangkut senjata untuk berlabuh di pelabuhan mereka.


Negara dengan pembatasan sebagian

Inggris menangguhkan 30 dari 350 izin ekspor senjata ke Israel setelah hasil peninjauan menunjukkan bahwa ada risiko senjata tersebut digunakan dengan cara yang melanggar hukum internasional. Menteri Luar Negeri, David Lammy, menekankan bahwa meninjau izin ekspor ini adalah kewajiban hukum, terutama terkait konflik yang sedang berlangsung.

Negara-negara lain seperti Belgia, Denmark, dan Belanda juga menerapkan pendekatan seypa dengan meninjau dan membatasi pengiriman senjata tertentu ke Israel.

Meski tidak ada larangan nasional di Jepang, perusahaan Itochu Corporation memutuskan pada 5 Februari untuk menghentikan kerjasama dengan perusahaan pertahanan Israel, Elbit Systems, pada akhir bulan. Keputusan ini sejalan dengan banyak protes di Jepang yang mendesak pemerintah untuk berhenti bekerja sama dengan perusahaan pertahanan Israel.


Seruan untuk penghentian

Meski beberapa negara telah mengambil keputusan tegas seupa untuk penghentian ekspor senjata masih terus terdengar. Di India, melakukan petisi diajukan ke pengadilan untuk menghentikan izin ekspor senjata ke Israel. Tekanan juga muncul dari beberapa negara lain yang mendesak pemerintahnya untuk mengakhiri kerja sama militer dengan Israel.

Di Australia, seorang anggota parlemen menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel, menuduh negara tersebut terlibat dalam genosida terhadap Palestina. Menteri Pembangunan Belgia, Caroline Gennez, juga meminta Uni Eropa menghentikan ekspor senjata ke Israel dan wilayah konflik lainnya di Timur Tengah.

Lebih dari 30 organisasi non-pemerintah di Jerman mendesak pemerintah untuk segera menghentikan ekspor senjata ke Israel karena krisis kemanusiaan di Gaza. Tindakan hukum juga diajukan, tetapi pengadilan Berlin menolak permohonan tersebut.

International Court of Justice (ICJ) memulai sidang atas kasus yang diajukan Nikaragua terhadap Jerman, menuduh Jerman terlibat dalam genosida di Gaza dengan mendukung Israel.

Di Amerika Serikat, delapan senator, termasuk Bernie Sanders, mengirim surat kepada Presiden Joe Biden, mendesaknya untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel karena mengganggu bantuan kemanusiaan dari AS.


Kekhawatiran tentang ekspor dari pihak ketiga

Meskipun beberapa negara telah menghentikan ekspor resmi, ada laporan bahwa senjata masih terus dikirim ke Israel melalui pihak ketiga. Misalnya, perusahaan swasta di Inggris dan Norwegia dituduh terus menjual senjata ke Israel meskipun ada larangan resmi.

Hingga saat ini, konflik di Gaza terus berlanjut, dengan ribuan korban jiwa dari pihak Palestina, terutama perempuan dan anak-anak. Masyarakat internasional terus menyerukan penghentian kekerasan, tetapi solusi yang lebih permanen masih jauh dari kata tercapai.


(Nithania Septianingsih)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)