Mobil listrik BYD. Foto: Unsplash.
Beijing: Kementerian Perdagangan Tiongkok akan mendorong industri kendaraan energi baru atau kendaraan listrik untuk menanggapi pembatasan perdagangan luar negeri dengan memperluas kerja sama terhadap perusahaan-perusahaan luar negeri, di tengah penyelidikan Eropa terhadap subsidi Tiongkok untuk sektor tersebut.
Melansir Channel News Asia, Rabu, 7 Februari 2024, Kemendag Tiongkok mengeluarkan pedoman yang juga mendorong para produsen mobil untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan dan layanan purna jual di luar negeri, berkolaborasi dengan mitra asing dalam membangun rantai pasokan, dan bekerja lebih dekat dengan perusahaan pelayaran dalam bidang logistik transportasi.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, bank-bank Tiongkok akan didorong untuk memperluas layanan domestik dan luar negeri bagi para pembuat mobil dan rantai pasokan mereka, termasuk skala penyelesaian RMB lintas batas. Kemendag Tiongkok juga mengatakan akan mengoptimalkan prosedur ekspor NEV dan baterai.
Tiongkok diperkirakan telah melampaui Jepang sebagai eksportir mobil terbesar di dunia pada 2023. Serta pengaruhnya yang semakin besar sebagai eksportir kendaraan menyebabkan perselisihan di luar negeri.
Uni Eropa mengambil sikap proteksionis terhadap pembuat kendaraan listrik Tiongkok. Tahun lalu, Komisi Eropa meluncurkan penyelidikan mengenai apakah akan mengenakan tarif hukuman untuk melindungi produsen di Uni Eropa terhadap impor kendaraan listrik Tiongkok yang lebih murah yang diasumsikan mendapat manfaat dari subsidi negara.
Sementara itu, Amerika Serikat sedang mendiskusikan kenaikan tarif pada beberapa barang Tiongkok termasuk kendaraan listrik.
Persaingan dengan AS
Penetrasi kendaraan listrik Tiongkok menjadi perhatian CEO Tesla Elon Musk yang mengatakan produsen mobil Tiongkok akan menghancurkan pesaing globalnya tanpa hambatan perdagangan.
Komentar Musk muncul setelah BYD yang didukung Warren Buffett, dengan modelnya yang lebih murah dan jajaran produk yang lebih bervariasi, menyalip Tesla sebagai perusahaan EV terlaris di dunia pada kuartal terakhir, meskipun Tesla melakukan pemotongan harga yang besar hingga 2023.