Menlu Retno hadiri pertemuan MIKTA di sela-sela Sidang Umum PBB di New York. (Kemenlu RI)
Marcheilla Ariesta • 25 September 2024 14:14
New York: Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia (MIKTA) yang berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, 24 September 2024.
Pertemuan tersebut membahas berbagai tantangan global, serta mengeksplorasi upaya penguatan kerja sama di bidang pembangunan berkelanjutan dan tata kelola global, khususnya setelah disahkannya Pact of The Future pada Konferensi Tingkat Tinggi untuk Masa Depan (Summit of the Future) pada 22 September 2024.
Dalam pertemuan, Menlu Retno menegaskan perlunya mendorong implementasi Pact of the Future.
“Banyak pihak kini mempertanyakan relevansi dari dokumen-dokumen PBB karena terlalu besarnya gap antara komitmen dan implementasi. MIKTA dapat berperan penting dalam menjembatani gap tersebut,” ujar Menlu Retno, dikutip dari rilis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Medcom.id, Rabu, 25 September 2024.
Menlu Retno juga kembali mengingatkan bahwa multilateralisme tidak hanya harus bertahan, tetapi juga harus dapat memberikan manfaat.
Ada empat isu yang Menlu Retno angkat dalam pertemuan MIKTA. Pertama, terkait perbaikan tata kelola global dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs).
“Data memperlihatkan gap yang sangat besar dari implementasi SDGs. Pada SDG 6 misalnya, 60 persen dari target berjalan sangat stagnan. Kita harus persempit gap implementasi ini,” tutur Menlu Retno.
Kedua, terkait pemberdayaan perempuan. Menlu Retno mengajak para Menlu MIKTA untuk dapat berkolaborasi dalam mendukung pemenuhan hak-hak perempuan di Afghanistan, termasuk hak terhadap akses pendidikan dan pekerjaan.
Ketiga, terkait perlindungan terhadap pekerja kemanusiaan. Menlu Retno menyayangkan adanya kampanye negatif terhadap UNRWA, yang merupakan Badan PBB untuk pemberian bantuan dan perlindungan kepada pengungsi Palestina.
Ia juga mengapresiasi adanya Pernyataan Bersama terkait Perlindungan bagi Pekerja Kemanusiaan di Wilayah Konflik yang diinisiasi Australia.
Keempat, Dinamika di Timur Tengah. Menlu Retno menyerukan agar negara-negara bersatu dalam menghentikan kekejaman kemanusiaan yang dilakukan Israel.
“Kita tidak boleh biarkan Lebanon menjadi Gaza baru”, lanjut Menlu Retno.
MIKTA merupakan forum yang menyuarakan berbagai solusi dan tantangan dunia sebagai ‘pembangun jembatan’ (bridge builder). MIKTA berdiri sejak 2013 dengan keketuaan yang diemban secara bergilir.
Tahun 2024 Keketuaan MIKTA dipegang oleh Meksiko.
Baca juga: Menlu RI Serukan Perlindungan Efektif Pekerja Kemanusiaan di Zona Konflik