Zelensky Sebut Proposal AS untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina Hampir Rampung

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Anadolu Agency)

Zelensky Sebut Proposal AS untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina Hampir Rampung

Muhammad Reyhansyah • 17 December 2025 14:33

Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan proposal yang tengah dinegosiasikan dengan pejabat Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang akibat invasi Rusia yang telah berlangsung hampir empat tahun berpotensi dirampungkan dalam hitungan hari. 

Setelah itu, para utusan Amerika Serikat akan menyampaikannya kepada Rusia, sebelum kemungkinan digelarnya pertemuan lanjutan di Amerika Serikat.

Zelensky menyampaikan bahwa draf rencana perdamaian yang dibahas bersama Amerika Serikat dalam pertemuan di Berlin pada Senin lalu memang “tidak sempurna”, namun dinilainya “sangat dapat dijalankan."

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa sejumlah isu krusial masih belum terselesaikan, terutama terkait masa depan wilayah Ukraina yang kini diduduki pasukan Rusia.

Upaya perdamaian yang dipimpin Amerika Serikat dinilai mulai menunjukkan kemajuan, meski perhatian kini beralih ke Moskow. Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan keberatan terhadap sejumlah proposal yang dirumuskan oleh pejabat Amerika Serikat, Ukraina, dan Eropa Barat, termasuk soal jaminan keamanan pascaperang bagi Kyiv.

Zelensky mengatakan bahwa setelah perundingan di Berlin, pihaknya “sangat dekat” dengan kesepakatan mengenai jaminan keamanan yang kuat. Seorang pejabat dari negara anggota NATO, yang berbicara secara anonim, menyebut rancangan jaminan keamanan tersebut bertumpu pada dukungan Barat untuk menjaga kekuatan militer Ukraina.

“Eropa akan memimpin kekuatan multinasional dan multidomain untuk memperkuat pasukan tersebut serta mengamankan Ukraina dari darat, laut, dan udara, sementara Amerika Serikat akan memimpin mekanisme pemantauan dan verifikasi gencatan senjata dengan partisipasi internasional,” ujar pejabat itu, dikutip dari Korea Herald, Rabu, 17 Desember 2025.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa kembali menegaskan bahwa Rusia menginginkan kesepakatan damai yang komprehensif, bukan sekadar gencatan senjata sementara.

“Jika Ukraina mencari solusi sesaat yang tidak berkelanjutan, kami kecil kemungkinan siap berpartisipasi,” kata Peskov.

“Kami menginginkan perdamaian, bukan gencatan senjata yang memberi Ukraina waktu untuk bernapas dan bersiap melanjutkan perang. Kami ingin menghentikan perang ini, mencapai tujuan kami, mengamankan kepentingan kami, dan menjamin perdamaian di Eropa untuk masa depan,” tambahnya.

Pejabat Amerika Serikat menyatakan pada Senin bahwa terdapat kesepakatan antara Ukraina dan Eropa atas sekitar 90 persen rencana perdamaian yang disusun Washington. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, “Saya pikir kita kini lebih dekat dibandingkan sebelumnya” untuk mencapai penyelesaian damai.

Sengketa Wilayah Masih Mengganjal

Meski demikian, persoalan wilayah tetap menjadi hambatan utama. Zelenskyy menegaskan kembali bahwa Kyiv menolak mengakui kendali Moskow atas bagian mana pun dari wilayah Donbas, kawasan penting secara ekonomi di Ukraina timur yang mencakup Luhansk dan Donetsk. 

Rusia belum sepenuhnya menguasai kedua wilayah tersebut, meski Trump sebelumnya mengindikasikan Ukraina mungkin harus menyerahkan sebagian wilayah.

“Pihak Amerika mencoba mencari kompromi,” kata Zelensky sebelum bertolak ke Belanda pada Selasa. 

“Mereka mengusulkan ‘zona ekonomi bebas’ di Donbas. Dan saya ingin menegaskan sekali lagi: zona ekonomi bebas tidak berarti berada di bawah kendali Federasi Rusia.”

Putin menuntut agar seluruh wilayah di empat kawasan utama yang telah direbut pasukan Rusia, serta Semenanjung Krimea yang dianeksasi secara ilegal pada 2014, diakui sebagai bagian dari Rusia.

Tekanan Barat Jika Diplomasi Gagal

Zelensky memperingatkan bahwa jika Putin menolak upaya diplomatik, Ukraina akan mengharapkan tekanan Barat yang lebih besar terhadap Moskow, termasuk sanksi yang lebih keras serta tambahan dukungan militer untuk pertahanan, seperti sistem pertahanan udara yang diperkuat dan senjata jarak jauh.

Ia menegaskan bahwa tujuan utama Kyiv dalam negosiasi adalah agar Rusia “dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya yaitu atas perang ini, seluruh pembunuhan, dan seluruh penderitaan.” 

Menurut Zelensky, Ukraina dan Amerika Serikat tengah menyiapkan hingga lima dokumen terkait kerangka perdamaian, beberapa di antaranya berfokus pada isu keamanan.

Zelensky menyatakan optimisme terhadap hasil perundingan di Berlin. “Secara keseluruhan, ada demonstrasi persatuan,” ujarnya. “Ini benar-benar positif karena mencerminkan persatuan Amerika Serikat, Eropa, dan Ukraina.”

Baca juga:  Zelensky Sebut Jaminan Keamanan AS sebagai Kompromi atas Keanggotaan NATO

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)