Kejaksaan Agung. Foto MI
Jakarta: Kejaksaan Agung (Kejagung) akan membongkar semua yang terlibat dalam kasus korupsi pembangunan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II alias Tol layang MBZ pada 2016-2017. Kejagung tak menutup kemungkinan akan memeriksa pihak-pihak lain yang cukup alat bukti untuk dapat dijerat sebagai tersangka.
“Ya untuk memeriksa siapa-siapanya tentu saja kami harus melihat keterkaitan dan urgensi ya. Kalau memang harus kami periksa pasti kami periksa. Kalau bukti cukup pasti kami arahkan,” papar Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, Kuntadi, Jakarta, Minggu, 17 September 2023.
Kuntadi menyebut temuan korupsi itu didapati pihaknya setelah memeriksa 146 saksi dan ahli dalam kasus yang merugikan Rp1,5 triliun.
Kejagung menyatakan pihaknya masih menunggu hasil dari ahli terkait dampak adanya pengurangan spesifikasi atau volume proyek pembangunan Tol MBZ.
Sebelumnya, Kuntadi menerangkan perbuatan
korupsi disertai pengurangan volume ini dilakukan secara bersama-sama oleh ketiga tersangka, yaitu Djoko Dwijono (DD) selaku Dirut PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC) periode 2016-2020, YM selaku Ketua Panitia lelang proyek JCC, serta TBS selaku tenaga ahli jembatan PT LAPI Ganeshatama Consulting.
Kuntadi menegaskan penyidik bisa mengetahui adanya pengurangan spesifikasi proyek di Tol MBZ dengan memercayakan penyidikan kepada ahli.
“Terkait dengan perbuatannya itu pengurangan volume ya darimana kita menghitung? Tentu saja kita memakai ahli ya, dampaknya apa kami masih menunggu pernyataan ahli. Karena itu bukan kapasitas kami,” ungkap Kuntadi, yang dikutip, Kamis, 14 September 2023.
Kuntadi mengemukakan pihaknya tak menutup kemungkinan turut memeriksa Direktur Waskita Karya yang juga bagian dari konsorsium. “Kami tidak bisa berandai-andai. Kami tetap menunggu alat bukti. Apabila nanti dari hasil penyidikan kami temukan alat bukti tentu kami dalami. Untuk berandai-andai saya tidak bisa,” tegasnya.
Yang jelas, kata kuntadi, pihaknya akan mendalami modus para tersangka yang melakukan pengurangan volume terkait pengerjaan Tol Japek. “Yang jelas saat ini sebatas pengurangan volume. Mark up masih kita dalami, indikasinya ada. Masih kita kaji tapi indikasinya ada,” ungkap Kuntadi.
(Y
akub Pryatama Wijayaatmaja)