Dansatsiber Brigjen J.O Sembiring. Foto: Metro TV
Jakarta: Mahasiswa mendominasi pemenang lomba Cyber Competition 2025 Satuan Siber TNI hari ketiga pada Minggu, 28 September 2025. Dari tiga kategori yang diperlombakan, dua kategori di antaranya dimenangkan mahasiswa, bahkan meraih angka tertinggi di kategori pertandingan Attack and Defence dan kategori Hack and City.
Komandan Satsiber TNI Brigjen J.O. Sembiring menilai banyaknya mahasiswa yang mendominasi pemenang lomba siber menunjukan besarnya potensi generasi muda dalam keamanan digital.
"Potensi generasi muda sangat besar dalam penguasaan teknologi siber yang dibutuhkan TNI untuk memperkuat pertahanan digital nasional," ujar Brigjen J.O Sembiring, Minggu, 28 September 2025.
Ia menjelaskan mereka yang mendaftar dan ikut dalam kompetisi ini sejatinya berasal dari berbagai kalangan. Mulai komunitas siber, TNI/Polri, serta perwakilan dari pemerintah. Namun, tim siber mahasiswa telah menujukkan bahwa mereka cukup kuat dan mendominasi kemenangan dalam tiga ketagori pertandingan.
"Kami sudah sampaikan kepada mereka, jika ingin mengabdi kepada negara melalui TNI, silakan mendaftar ke ketua panitia. Beberapa sudah menyatakan minat, namun ada juga yang masih kuliah. Itu akan menjadi pertimbangan kami," ujar Dansatsiber.
Sesuai arahan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, kata dia, Satsiber TNI fokus menjaring talenta terbaik di bidang siber. Bagi mahasiswa yang masih melanjutkan pendidikan, peluang tetap terbuka pada rekrutmen khusus yang akan dibuka kembali tahun depan.
Hacker perempuan ambil bagian
Cyber Competition 2025 tidak hanya diikuti para hacker atau tim siber pria, tetapi sejumlah juga wanita. Firda, contohnya, mahasiswa Universitas Binus yang tergabung dalam tim Petir Asekingdom di kompetisi Attac and Defence. Ia mengungkapkan harus menjalani seleksi pada 22 September 2025, untuk lolos ke babak final.
"Saya tahu lawan yang harus dihadapi mayoritas hacker atau tim siber laki laki, tetapi saya telah menyiapkan mental untuk bertanding," ucap mahasiswi jurusan specific forensik itu.
Firda mengaku telah berlatih dengan mengerjakan berbagai soal kasus, format dan strategi dalam peperangan. Sekaligus, belajar bagaimana bertahan dari serangan server di dunia digital. Mahasiswi yang berhasil menempati peringkat kelima di kompetisi ini juga mengakui kalau lawannya para hacker laki-laki memang mempunyai kemampuan dan stategi yang kuat.
Hal yang sama juga diungkapkan Evelyn. Mahasiswi Binus itu bertanding dengan nama tim Petir-Bakwan Sayur.
"Awalnya pertandingan ini membuat saya stres, karena lawan yang dihadapi cukup kuat , dan pertandingan cukup lama sekitar lima jam. Tetapi karena pertandingan ini menarik dan seru, sehingga saya asik dibuatnya," ungkap Evelyn.
Cyber Competition 2025 yang diselenggarakan oleh SatSiber TNI berlangsung pada 26-28 September 2025. Ajang ini diharapkan menjadi wadah untuk menjaring talenta-talenta baru sekaligus mempererat kolaborasi antara TNI dan komunitas siber di Indonesia.
Pemenang lomba
Pada kategori Attack and Defence, juara pertama diraih tim siber Petir- Br41nduck dari Bina Nusantara (Binus) University. Mereka meraih poin tertinggi 2.671. Peringkat kedua, tim siber Bengsky Academi dengan poin 2.600. Peringkat ketiga tim siber SNI Toru dengan poin 2.587.
Kategori ini diikuti 10 finalis. Mereka merupakan finalis dari hasil seleksi 193 tim hacker atau tim siber berbagai kalangan. Para peserta di kategori ini ditantang untuk saling menyerang dan mempertahankan server masing-masing selama lima jam penuh. Persaingan berlangsung ketat hingga detik-detik akhir, dengan selisih poin yang tipis antar tim.
Pada Kategori Hack and City, juara pertama diraih tim siber asal Binus, Petir –Karena Roti lebih Enak dari Kunci. Juara kedua juga diraih tim siber asal Binus yakni Petir-Flag GPT.
Salah satu anggota tim juara, Aska Ainul M, mengungkapkan kegembiraannya atas kemenangan tersebut. Ini merupakan kompetisi perdana yang diikuti.
"Tentu saja kami senang sekali, apalagi ini pertama kali ikut kategori Attack and Defense. Semalam saya bahkan tidur jam 2 pagi untuk mempersiapkan semuanya. Persaingannya sengit, tapi akhirnya semua terbayar," ujar Aska.
Rekan satu timnya, James Soejono, menambahkan perlombaan sangat menantang karena diikuti tim-tim yang sangat kuat. Seperti dari Banksy Academy. "Awalnya sempat panik karena bukan kami yang dapat first blood, tapi kami terus berusaha dan akhirnya bisa membalikkan keadaan," kata James.
(Metro TV/Enrich Samuel)