Logo Bursa Efek Indonesia. Foto: dok BEI.
Insi Nantika Jelita • 15 July 2025 10:59
Jakarta: PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS) atau single stock futures (SSF) pada Senin, 14 Juli 2025.
Dengan penambahan ini, investor kini dapat memperdagangkan SSF atas total 10 saham, dimana sebelumnya tersedia lima saham pertama. Untuk bertransaksi, investor perlu membuka rekening derivatif pada Anggota Bursa yang memiliki izin sebagai anggota bursa derivatif.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan, penambahan underlying SSF tidak hanya menjadi tonggak penting dalam pengembangan produk derivatif, tetapi juga langkah strategis dalam meningkatkan daya tarik dan likuiditas pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Serta, memberikan perluasan pilihan produk derivatif diharapkan memberi lebih banyak alternatif bagi investor dalam menyesuaikan strategi investasinya.
"Dengan semakin luasnya pilihan produk derivatif, kami berharap investor memiliki lebih banyak alternatif instrumen investasi," ujar Jeffrey dalam keterangan resmi, dikutip Selasa, 15 Juli 2025.
Kelima saham baru yang ditetapkan sebagai underlying SSF meliputi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Sebelumnya, lima saham yang telah lebih dahulu menjadi underlying SSF adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Baca juga: Mengenal Saham Blue Chip yang Diburu Investor |