Presiden Prabowo Disebut Paham Bendera One Piece bukan Ancaman Negara

Presiden RI Prabowo Subianto. Foto: Setrpres.

Presiden Prabowo Disebut Paham Bendera One Piece bukan Ancaman Negara

Rahmatul Fajri • 6 August 2025 16:03

Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh mengapresiasi sikap Presiden Prabowo Subianto yang tidak bereaksi berlebihan terhadap fenomena pengibaran bendera One Piece di tengah masyarakat. Ia menilai sikap Kepala Negara tersebut mencerminkan ketenangan sekaligus kedewasaan dalam membaca ekspresi publik.

“Presiden Prabowo menunjukkan jiwa kenegarawanan yang matang dengan tidak bersikap reaktif atas pengibaran bendera One Piece. Ini menunjukkan beliau mampu memahami bahwa fenomena tersebut merupakan bagian dari ekspresi masyarakat, bukan ancaman terhadap negara,” ujar Oleh Soleh, dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 6 Agustus 2025.
 
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan selama pemasangan tidak lebih tinggi dari bendera merah putih, maka tidak ada pelanggaran serius yang terjadi. Bahkan jika ditelusuri, makna simbolik dari bendera One Piece tidak sekuat bendera Bintang Kejora. 

“Kalau kita objektif, Bendera One Piece ini tidak punya makna ideologis atau separatis. Ia berasal dari karya fiksi dan cenderung dimaknai sebagai simbol fandom atau seni populer. Maka sangat wajar jika masyarakat, terutama generasi muda, memakainya sebagai bentuk ekspresi,” ungkap Oleh.
 

Baca juga: 

Presiden Prabowo Tak Masalah Pengibaran One Piece, Asal Tak Disandingkan Bendera Merah Putih


Oleh mengatakan sikap Presiden Prabowo mengingatkan pada pendekatan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga tidak melarang pengibaran bendera Bintang Kejora di Papua. Asal, tidak lebih tinggi dari Merah Putih.

“Pendekatan ini sangat efektif. Bila pemerintah justru bertindak represif, misalnya dengan razia atau penangkapan, maka bendera One Piece yang awalnya hanya simbol hiburan bisa bergeser makna menjadi simbol perlawanan atau bahkan politik,” sebut Oleh.

Oleh menekankan pentingnya pemerintah untuk melakukan counter-narasi kultural ketimbang pendekatan koersif. Ia mendorong agar pemerintah merespons fenomena ini dengan memperbanyak kegiatan positif untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air.

“Kebetulan ini bulan Agustus, bulan kemerdekaan. Pemerintah bisa menggelar lomba-lomba budaya, seni, dan kegiatan bertema nasionalisme yang menyasar generasi muda. Libatkan sekolah, komunitas seni, dan para kreator konten agar pesan cinta tanah air bisa relevan dan menarik,” pungkas Oleh.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)