Ilustrasi. Foto: iStock
New York: Indeks saham berjangka AS sedikit berubah pada Minggu malam, 10 Agustus 2025 setelah Wall Street mencatat kenaikan mingguan yang tajam, dengan Nasdaq mencapai rekor penutupan tertinggi lainnya. Sementara investor menunggu data inflasi utama yang akan dirilis akhir pekan ini.
Dilansir dari Investing.com, Senin, 11 Agustus 2025, S&P 500 Futures tidak berubah di 6416,0 poin, sementara Nasdaq 100 Futures juga melemah di 23.718,75 poin. Dow Jones Futures diperdagangkan 0,1 persen lebih tinggi di 44.320,0 poin.
Wall Street menguat seiring ekspektasi penurunan suku bunga The Fed
Pada sesi perdagangan reguler Jumat, S&P 500 naik 0,5 persen, sementara NASDAQ Composite melonjak satu persen, mencapai rekor penutupan tertingginya. Dow Jones Industrial Average naik 0,5 persen.
Selama seminggu, Nasdaq melonjak hampir empat persen, dan S&P 500 melonjak lebih dari dua persen, sementara Dow ditutup 1,4 persen lebih tinggi.
Data ketenagakerjaan yang lemah yang dirilis awal bulan ini, disertai dengan perlambatan data aktivitas jasa, memicu kekhawatiran pertumbuhan ekonomi, dan investor meningkatkan taruhan untuk penurunan suku bunga The Fed pada September.
(Ilustrasi. Xinhua/Liu Yanan)
Presiden AS Donald Trump juga telah berulang kali meminta bank sentral untuk memangkas suku bunga.
Pekan lalu, Trump mengumumkan penasihat ekonomi utamanya, Stephen Miran, akan menjadi pilihannya untuk mengisi kursi gubernur The Fed yang kosong, menggantikan Adriana Kugler, yang tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan tersebut minggu lalu.
Jika disetujui oleh anggota Senat, Miran akan memiliki wewenang untuk memberikan suara pada keputusan suku bunga yang akan datang. Yang terpenting, orang tersebut bisa jadi adalah orang yang pada akhirnya menggantikan Powell setelah masa jabatannya sebagai pimpinan The Fed berakhir tahun depan.
Pertumbuhan saham minggu lalu juga didorong oleh kenaikan tajam saham Apple setelah perusahaan tersebut menyatakan akan menjanjikan tambahan investasi sebesar USD100 miliar untuk manufaktur domestik selama empat tahun ke depan, sehingga total komitmen investasinya di AS menjadi USD600 miliar.
Sementara itu, tarif timbal balik pemerintahan Trump mulai berlaku sejak 7 Agustus, yang mengenakan bea masuk hingga 50 persen pada beberapa negara.