Harga Minyak Dunia Terjun Bebas setelah Israel-Iran Atur Jadwal untuk Gencatan Senjata

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Dunia Terjun Bebas setelah Israel-Iran Atur Jadwal untuk Gencatan Senjata

Husen Miftahudin • 24 June 2025 09:18

Houston: Harga minyak dunia mengalami penurunan tajam pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan jadwal gencatan senjata untuk konflik Israel-Iran.
 
Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 24 Juni 2025, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun sekitar empat persen hingga diperdagangkan mendekati USD66 per barel. Sementara minyak mentah Brent, patokan internasional, juga jatuh hingga mendekati USD68 per barel.
 
"Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran akan ada gencatan senjata yang lengkap dan total," tulis Trump di media sosial Senin malam. Trump menjabarkan garis waktu untuk mengakhiri permusuhan.
 
"Dengan asumsi semuanya berjalan sebagaimana mestinya, dan itu pasti akan terjadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara, Israel dan Iran, karena memiliki stamina, keberanian, dan kecerdasan untuk mengakhiri apa yang disebut sebagai 'Perang 12 Hari'," tulis Trump.
 

Baca juga: Harga Minyak Meroket, Tembus Titik Tertinggi dalam 5 Bulan


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Sempat turun hingga 7%

 
Harga minyak sempat turun hingga tujuh persen pada Senin setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan udara AS di Qatar, sebagai balasan terhadap serangan Washington terhadap tiga lokasi nuklir Iran selama akhir pekan.
 
Harga semakin melemah setelah Trump mengisyaratkan pembalasan Iran telah diketahui. "Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena memberi kami pemberitahuan awal, sehingga tidak ada nyawa yang melayang, dan tidak ada yang terluka," tulis Trump.
 
Sebelum melakukan tindakan pembalasan, Wall Street mempertimbangkan berbagai skenario pascaserangan awal AS, termasuk ancaman Iran menutup Selat Hormuz, titik kritis bagi sekitar 20 persen aliran minyak dunia.
 
Analis JPMorgan memperkirakan penutupan tersebut akan menjadi skenario dampak yang parah, dimana harga minyak berjangka bisa melonjak hingga USD120 hingga USD130 per barel.
 
JPMorgan memperkirakan minyak akan diperdagangkan pada kisaran rendah hingga menengah USD60 untuk sisa 2025, dengan asumsi premi risiko Timur Tengah sepenuhnya hilang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)