Sejarah Transfusi dan Bank Darah: Dari Eksperimen Abad 17 hingga Sistem Donor Global Modern

Ilustrasi: American Red Cross

Sejarah Transfusi dan Bank Darah: Dari Eksperimen Abad 17 hingga Sistem Donor Global Modern

Riza Aslam Khaeron • 12 June 2025 16:16

Jakarta: Hari Donor Darah Sedunia yang jatuh pada Sabtu, 14 Juni 2025, menjadi momentum penting untuk menyoroti peran vital para pendonor darah dan petugas medis di seluruh dunia. Tanggal ini diperingati setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi luar biasa para pendonor sukarela yang tanpa pamrih menyelamatkan nyawa manusia.

Di berbagai rumah sakit dan pusat layanan kesehatan, darah yang tersedia di bank darah kerap menjadi penentu hidup dan mati bagi pasien yang mengalami pendarahan hebat, kecelakaan, atau menjalani operasi besar.

Namun, ketersediaan darah yang aman dan dapat disimpan tidak selalu menjadi hal yang mudah dicapai. Di balik kemajuan teknologi medis yang memungkinkan transfusi darah hari ini berlangsung cepat dan aman, terdapat sejarah panjang yang dipenuhi eksperimen ilmiah, perjuangan para peneliti, serta perkembangan sistem yang berlangsung selama berabad-abad.

Dari transfusi darah langsung antarindividu hingga lahirnya konsep bank darah modern, semua berakar dari upaya terus-menerus umat manusia untuk menyelamatkan sesama dengan setetes darah. Berikut sejarah lengkap perkembangan transfusi dan bank darah di dunia:
 

Dari Eksperimen Awal hingga Transfusi Manusia Pertama

Melansir Road Map sejarah bank darah buatan Blood Bank of Alaska, langkah awal dalam pemahaman sistem peredaran darah dimulai tahun 1628 oleh dokter Inggris William Harvey. Ia menemukan bahwa darah mengalir melalui tubuh dalam sistem sirkulasi tertutup, temuan yang kemudian membuka jalan bagi upaya transfusi darah.

Pada 1665, Richard Lower berhasil melakukan transfusi darah antar anjing—eksperimen pertama yang terdokumentasi sukses. Beberapa tahun kemudian, pada 1667, Jean-Baptiste Denis di Prancis dan Edmund King di Inggris melakukan transfusi dari domba ke manusia. Hasilnya bervariasi dan menimbulkan kontroversi etika dan medis kala itu.

Tahun 1818 menjadi tonggak penting. James Blundell, seorang dokter kebidanan Inggris, melakukan transfusi darah manusia ke manusia untuk menyelamatkan pasien wanita yang mengalami perdarahan pascapersalinan. Meskipun teknologi dan pengetahuan masih terbatas, inilah awal dari transfusi darah yang aplikatif.
 

Penemuan Golongan Darah dan Sistem Penyimpanan

Abad ke-20 membawa perubahan revolusioner. Pada tahun 1901, Karl Landsteiner menemukan tiga golongan darah manusia: A, B, dan O, yang kemudian berkembang dengan penemuan golongan AB dan sistem Rh pada 1939–1940. Penemuan ini sangat krusial karena menjelaskan mengapa banyak transfusi sebelumnya gagal.

Pada 1907, Reuben Ottenberg memperkenalkan konsep pencocokan silang (cross-matching), yang memastikan bahwa darah donor cocok dengan penerima, menurunkan risiko reaksi transfusi berbahaya secara drastis.
 

Bank Darah Sipil Pertama di Dunia

Melansir laman Rumah Sakit Rockefeller, tahun 1915, ilmuwan Peyton Rous dan J.R. Turner di insititusi Rockefeller mengembangkan larutan Locke yang ditambah sodium sitrat dan dextrose. Larutan ini mencegah pembekuan darah dan menjaga sel darah tetap hidup.

Teknik ini diuji pada hewan dan kemudian berhasil diterapkan pada manusia. Tahun 1917, Oswald H. Robertson membawa metode ini ke medan perang Belgia dalam Perang Dunia I, menjadikannya bank darah portabel pertama di dunia.

Pada 1937, Dr. Bernard Fantus mendirikan bank darah sipil pertama di Amerika Serikat, tepatnya di Cook County Hospital, Chicago. Ia menyebutnya "Blood Bank (Bank Darah)" untuk memberi kesan yang lebih positif dan tidak menakutkan bagi pendonor. Konsep ini segera diadopsi secara luas, memungkinkan rumah sakit menyimpan darah untuk keperluan darurat dan operasi besar.
 
Baca Juga:
Hari Donor Darah Internasional: Sejarah dan Tema Tahun 2025
 

Perang Dunia II dan Standardisasi Global

Selama Perang Dunia II, sistem penyimpanan dan distribusi darah berkembang pesat. Plasma kering menjadi komponen penting dalam pengobatan prajurit yang terluka. Program “Plasma for Britain” di bawah Dr. Charles Drew memperkuat pengumpulan dan pengiriman darah skala besar ke Eropa.

Tahun 1947, pengujian golongan darah ABO dan sifilis menjadi standar untuk setiap unit darah.

Pada 1949, sistem Amerika memiliki lebih dari 1.500 bank darah rumah sakit, 46 pusat komunitas, dan 31 pusat regional Palang Merah Amerika. Ini menandai era baru bank darah sebagai bagian permanen dalam sistem kesehatan modern.

Perkembangan terus berlanjut. Tahun 1961, konsentrat trombosit diperkenalkan untuk mengurangi kematian akibat perdarahan pada pasien kanker. Tahun 1969, disempurnakan metode penyimpanan trombosit di suhu ruang.

Teknologi apheresis pada 1972 memungkinkan pengambilan hanya satu komponen darah (seperti trombosit atau plasma) dan mengembalikan sisanya ke tubuh donor.
 

Keamanan dan Regulasi Modern

Keselamatan darah menjadi prioritas utama pada era modern. Tahun 1971, dimulai uji antigen hepatitis B. Tahun 1985, FDA menyetujui tes antibodi HIV pertama, disusul pengujian HIV-1 dan HIV-2 pada 1992. Pada 2002, teknologi NAT (nucleic acid testing) diterapkan untuk mendeteksi HIV dan hepatitis C secara lebih akurat sebelum gejala muncul.

Saat ini, menurut American Red Cross, sekitar 13,6 juta unit darah disumbangkan setiap tahun di AS, dan sekitar 36.000 unit dibutuhkan setiap harinya.

Proses pengelolaan darah di bank darah mencakup pengumpulan, pemrosesan, pengujian, dan penyimpanan. Darah yang didonorkan akan dipisah menjadi komponen: sel darah merah, plasma, dan trombosit.

Setiap unit diuji untuk mendeteksi penyakit seperti HIV, hepatitis B dan C, serta ditentukan golongan darahnya sebelum disimpan hingga 42 hari. Proses ini memastikan bahwa pasien menerima darah yang aman dan sesuai kebutuhan.

Sejarah bank darah mencerminkan evolusi luar biasa dalam ilmu kedokteran, dari eksperimen kontroversial hingga penyelamatan hidup secara massal. Dengan terus meningkatnya kebutuhan darah dan tantangan medis baru, peran donor darah dan inovasi di bidang bank darah menjadi semakin vital.

Hari Donor Darah Sedunia 2025 bukan hanya soal memberi, tetapi juga mengapresiasi perjuangan panjang di balik setiap tetes darah yang menyelamatkan nyawa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)