Direktur Utama OVO Karaniya Dharmasaputra (tengah). Foto: dok OVO.
Ade Hapsari Lestarini • 17 October 2025 19:31
Jakarta: Meski generasi Z (Gen Z) dikenal mahir secara digital, tingkat pemahaman mereka tentang produk dan risiko keuangan masih perlu perhatian serius. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat 66,46 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan mencapai 80,51 persen.
Capaian ini meningkat dibanding SNLIK 2024, yang mencatat indeks literasi keuangan 65,43 persen dan inklusi keuangan 75,02 persen. Meski terjadi peningkatan, ruang edukasi keuangan masih terbuka lebar, terutama bagi gen Z yang perlu dibekali kemampuan untuk mengelola tabungan, dana darurat, serta terhindar dari praktik pinjaman online ilegal dan bentuk fraud keuangan lainnya.
Direktur Utama OVO Karaniya Dharmasaputra menyampaikan diluncurkan sejak 2021, Fintech Academy menjadi salah satu inisiatif utama OVO (PT Visionet Internasional) dalam memperkuat komitmen terhadap edukasi dan inklusi keuangan digital.
"Program ini hasil kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, sebagai platform edukatif yang menghubungkan pelaku industri, regulator, dan akademia, dengan fokus pada peningkatan literasi mahasiswa, khususnya Generasi Z," kata Karaniya, Jumat, 17 Oktober 2025.
Ia menjelaskan Fintech Academy berjalan dalam beragam format dari mulai one-day public lecture atau seminar hingga semester-long collaboration, disesuaikan dengan kebutuhan mitra universitas. Dalam program ini, praktisi OVO terlibat langsung dalam pemberian materi kepada mahasiswa agar mereka memperoleh pengalaman yang aplikatif dan relevan dengan dunia industri fintech.
"Fintech Academy dirancang sebagai upaya mendorong kapasitas akademik pada area teknologi keuangan (fintech) di kalangan mahasiswa lewat kolaborasi antara dunia pendidikan dan pelaku industri," ujar dia.
Menurut Karaniya, program yang menggabungkan antara teori dan praktik ini tidak hanya memberikan mahasiswa pemahaman konseptual mengenai inovasi dan regulasi pada sektor keuangan digital, tetapi juga mengembangkan kemampuan analisa dalam melihat peluang dan risiko, sehingga dapat mewujudkan ekosistem keuangan digital yang inklusif, berintegritas, dan berkelanjutan.