Longsor di Cilacap. (Media Indonesia)
Putri Purnama Sari • 16 November 2025 12:23
Jakarta: Longsor melanda Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Kamis, 13 November 2025. Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 12 orang lainnya belum ditemukan.
BMKG mencatat bahwa hujan deras dan berkepanjangan menjadi faktor utama pemicu longsor di Majenang, Cilacap. Curah hujan tinggi beberapa hari ini di wilayah tersebut membuat tingkat kelembapan tanah yang tinggi membuat struktur tanah rentan longsor.
BMKG bahkan memperingatkan potensi cuaca ekstrem di Cilacap dalam periode beberapa hari ke depan, dan menyatakan kesiapan untuk melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna menurunkan intensitas curah hujan di wilayah rawan
Cara Antisipasi Longsor agar Lebih Siap Menghadapi Musim Hujan
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama di daerah berkontur berbukit dan bertebing.
Curah
hujan tinggi, kondisi tanah labil, serta kurangnya tutupan vegetasi membuat risiko longsor meningkat setiap tahun. Untuk itu, penting bagi masyarakat memahami cara antisipasi longsor agar dampak bencana bisa diminimalkan.
1. Kenali Tanda-Tanda Awal Longsor
Longsor biasanya diawali dengan gejala kecil yang sering tidak disadari masyarakat. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Retakan pada tanah atau dinding rumah.
- Pohon atau tiang listrik miring.
- Permukaan tanah tiba-tiba turun atau ambles.
- Terdengar suara gemuruh dari arah bukit.
- Muncul mata air baru di lereng.
Saat tanda-tanda ini muncul, warga perlu segera melapor kepada aparat desa atau BPBD setempat.
2. Jaga Vegetasi Lereng agar Tanah Tetap Kuat
Akar tumbuhan berfungsi mengikat tanah sehingga lebih stabil. Karena itu:
- Hindari menebang pohon di lereng perbukitan.
- Tanam vegetasi berakar kuat seperti vetiver, bambu, atau rumput gajah.
- Lakukan penghijauan secara berkala untuk mempertahankan daya serap tanah.
Langkah sederhana ini dapat mengurangi risiko pergerakan tanah saat hujan deras.
3. Perbaiki Sistem Drainase di Sekitar Rumah
Salah satu penyebab utama longsor adalah air yang terus meresap ke dalam tanah hingga membuat struktur tanah jenuh air. Untuk mengatasinya:
- Pastikan selokan dan parit tidak tersumbat.
- Buat jalur pembuangan air menjauhi lereng.
- Hindari menutup seluruh halaman dengan beton agar air tetap terserap alami.
- Drainase yang baik akan menurunkan risiko tanah melemah.
4. Perkuat Lereng dengan Struktur Pendukung
Pada area pemukiman yang berada dekat tebing atau bukit, diperlukan penguatan lereng, seperti:
- Tembok penahan tanah (retaining wall).
- Bronjong batu.
- Terasering, terutama di lereng curam.
Metode ini membantu menstabilkan tanah dan mencegah longsor saat curah hujan meningkat.
5. Pantau Informasi Cuaca dan Peringatan Dini
Saat musim hujan, penting untuk selalu mengikuti informasi cuaca dari BMKG dan peringatan bencana dari BPBD. Langkah yang bisa dilakukan:
- Aktif memantau update cuaca.
- Mengikuti informasi peringatan dini hujan ekstrem.
- Siaga dan segera mengungsi jika hujan turun deras selama berjam-jam tanpa henti.
Kewaspadaan dini terbukti mengurangi jumlah korban saat bencana terjadi.
6. Hindari Membangun Rumah di Daerah Rawan
Daerah lereng curam, dekat tebing, atau sisi sungai yang mudah tergerus sebaiknya tidak dijadikan lokasi tempat tinggal. Jika terpaksa:
- Gunakan pondasi sesuai standar bangunan tahan longsor.
- Konsultasikan desain dengan ahli struktur.
- Pastikan kontur tanah sudah diperiksa sebelum pembangunan.
7. Siapkan Tas Siaga Bencana
Warga di daerah rawan longsor sebaiknya memiliki tas siaga berisi:
- Dokumen penting.
- Obat-obatan.
- Makanan ringan.
- Air minum.
- Pakaian.
- Senter dan baterai cadangan.
- Tas siaga membantu proses evakuasi yang cepat dan aman.
8. Ikuti Pelatihan Tanggap Bencana
Pelatihan mitigasi dari BPBD dan relawan kebencanaan sangat membantu masyarakat memahami:
- Cara menyelamatkan diri saat longsor.
- Cara membantu orang lain.
- Rute evakuasi yang aman.
Semakin siap masyarakat, semakin kecil risiko fatal akibat longsor.