Tepi Barat di Palestina diincar untuk dicaplok Israel. Foto: EFE
Ramallah: Otoritas Palestina pada Kamis 23 Oktober 2025 menyambut baik penolakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas aneksasi Tepi Barat yang diduduki oleh Israel. Trump juga mendesaknya untuk melanjutkan upaya-upaya mencapai stabilitas di Timur Tengah.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mendesak Trump "untuk terus melakukan upaya-upaya signifikan yang dapat mencapai keamanan dan stabilitas di Timur Tengah."
Ia menegaskan komitmennya “terhadap legitimasi internasional dan Arab,” serta posisi politik yang diumumkan oleh Presiden (Mahmoud) Abbas dalam pidatonya baru-baru ini di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Trump mengatakan Kamis pagi bahwa pemerintahannya tidak akan mengizinkan aneksasi Tepi Barat oleh Israel, memperingatkan bahwa langkah tersebut akan membuat Tel Aviv kehilangan "seluruh dukungannya dari Amerika Serikat."
"Israel akan kehilangan seluruh dukungannya dari Amerika Serikat jika itu terjadi," kata Trump kepada Majalah Time dalam sebuah wawancara, seperto dikutip dari
Anadolu, Jumat 24 Oktober 2025.
Pada Rabu, Knesset menyetujui dalam pembacaan awal dua rancangan undang-undang untuk mencaplok Tepi Barat dan blok permukiman Ma'ale Adumim. Kedua rancangan tersebut masih harus melewati tiga pembacaan tambahan untuk menjadi undang-undang.
Aneksasi Tepi Barat secara efektif akan mengakhiri kemungkinan penerapan solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel sebagaimana diuraikan dalam resolusi PBB.
Dalam sebuah opini penting Juli lalu, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel atas wilayah Palestina ilegal dan menyerukan evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.