Harga Minyak Naik Terkerek Kesepakatan Dagang AS dan Tiongkok

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Naik Terkerek Kesepakatan Dagang AS dan Tiongkok

Eko Nordiansyah • 27 October 2025 08:38

Houston: Harga minyak naik setelah pejabat ekonomi AS dan Tiongkok merancang kerangka kerja kesepakatan perdagangan. Kesepatakan ini meredakan kekhawatiran bahwa tarif dan pembatasan ekspor antara dua konsumen minyak terbesar dunia tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global.

Dikutip dari Investing.com, Senin, 27 Oktober 2025, harga minyak mentah Brent berjangka naik 46 sen atau 0,7 persen menjadi USD66,40 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 46 sen atau 0,75 persen menjadi USD61,96.

Harga minyak mentah Brent dan WTI masing-masing naik 8,9 persen dan 7,7 persen pada pekan sebelumnya akibat sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Rusia.

Haitong Securities menyatakan dalam sebuah catatan bahwa ekspektasi pasar telah membaik menyusul sanksi baru terhadap Rusia dan meredanya ketegangan AS-Tiongkok, yang mengimbangi kekhawatiran tentang kelebihan pasokan minyak mentah yang telah menekan harga pada awal Oktober.



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Sinyal positif kesepakatan dagang AS-Tiongkok

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Minggu bahwa para pejabat tinggi ekonomi Tiongkok dan AS telah menyusun kerangka kerja yang sangat substansial untuk kesepakatan perdagangan di Kuala Lumpur. Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan membahas kerja sama perdagangan akhir pekan ini.

Bessent mengatakan kerangka kerja tersebut akan menghindari tarif AS sebesar 100 persen atas barang-barang Tiongkok dan mencapai penangguhan kontrol ekspor logam tanah jarang Tiongkok.

Trump juga mengatakan pada hari Minggu bahwa ia optimistis dapat mencapai kesepakatan dengan Beijing dan berharap dapat mengadakan pertemuan di Tiongkok dan Amerika Serikat.

"Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dengan Tiongkok. Kita akan bertemu mereka nanti di Tiongkok dan kita akan bertemu mereka di AS, baik di Washington atau Mar-a-Lago," kata  Trump. 

Analis pasar di IG Tony Sycamore mengatakan, kerangka kerja sama perdagangan yang positif membantu meredam kekhawatiran bahwa Rusia dapat mengimbangi sanksi baru AS, yang menargetkan Rosneft dan Lukoil, dengan menawarkan diskon yang lebih besar dan menggunakan armada bayangan untuk menarik pembeli.

“Namun, jika sanksi terhadap energi Rusia kurang efektif dari yang diperkirakan, tekanan kelebihan pasokan dapat kembali ke pasar,” kata analis di Haitong Securities Yang An.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)