Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. Dokumentasi/Istimewa
Ahmad Mustaqim • 31 March 2025 15:46
Yogyakarta: Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan idulfitri harus jadi momen merefleksi diri, khususnya bagi elite pemerintahan. Ia mengatakan sebagai seorang muslim selayaknya melakukan apa yang dikerjakan ditujukan untuk berbagai lapisan masyarakat.
"Lebih-lebih sebagai elite tokoh bangsa berkiprah dalam kehidupan kenegaraan, berperan sebagai pemimpin negeri dan tokoh umat, maka selain berjiwa akhlak mulia pantulan dari kesalehan tapi juga memiliki jiwa kekhalifahan di muka bumi," kata Haedar dalam keterangannya, Senin, 31 Maret 2025.
Haedar menilai, manusia baru yang berjiwa hanif dan beragama secara hanif akan memunculkan dan menumbuhkan jiwa khalifatul fil ardh yang selalu memakmurkan bumi. Tak sekadar memakmurkan bumi, tapi elite pemerintahan perlu bekerja demi menyeejahterakan sesama, bahkan menciptakan kehidupan yang baik.
Ia juga meminta para pemimpin senantiasa menebar kebaikan, kebenaran, keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian, dan hal-hal yang membawa kemaslahatan sehingga kehidupan akan menjadi lebih baik.
"Hal ini berlaku baik dengan sesama manusia dan makhluk Tuhan yang lain maupun dengan lingkungan semesta," kata dia.
Dengan kesalehannya, kata dia, para pemimpin bangsa, pemimpin umat selalu berbuat yang benar, baik, pantas atau patut dan segala hal yang baik dalam kehidupan. Sebaliknya, menjauhi hal yang salah, buruk dan tidak pantas.
Menurut Haedar, di situlah letak manusia sebagai pemimpin di muka bumi, yakni memiliki tanggung jawab mewakili Tuhan untuk memakmurkan kehidupan. Maka dengan kesalehan dan jiwa kekhalifahan, setiap muslim dimanapun dan diberi tanggung jawab apapun senantiasa membawa kemaslahatan dan tidak menimbulkan kemudaratan.
"Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, perusakan sumber daya alam, konflik dan segala hal yang buruk dalam kehidupan bermula dari hawa nafsu yang tidak dikendalikan oleh agama yang hanif dan kesadaran manusia sebagai abdullah dan khalifatullah. Ketika warga dan para pemimpin bangsa punya jiwa sebagai abdullah dan khalifatulfil ard, maka tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara akan senantiasa baik. Akan senantiasa menciptakan kemajuan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, dan segala hal yang positif di dalam kehidupan berbangsa dan negara," jelasnya.
Selain itu, ia melanjutkan, dasar negara dan konstitusi juga ditegakkan dengan baik sebab punya jiwa abdullah dan khalifatul fil ardh di dalamnya. Sebaliknya, kalau jiwa kekhalifahan luruh, luntur, dan erosi dari kehidupan, jiwa, dan alam pikiran kita, maka umat dan pemimpinannya akan bermasalah.
"Maka, saatnya Idulfitri kita jadikan tonggak dan jalan baru untuk memulai menampilkan dan memerankan diri secara hakiki sebagai insan-insan bertakwa yang jiwanya senantiasa dekat dengan Allah SWT sebagai hamba Allah atau abdullah," ujarnya.