Pertemuan Trump dan Volodymyr Zelensky pada Desember 2024. (X/@ZelenskyyUa)
Riza Aslam Khaeron • 5 February 2025 11:37
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan dukungannya terhadap rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menjadikan logam tanah langka sebagai bagian dari paket bantuan bagi Ukraina. Rencana ini diklaim dapat membantu stabilitas ekonomi dan industri pertahanan negara tersebut di tengah perang yang masih berlangsung.
Mengutip The Kyiv Independent (KI) pada Rabu, 5 Februari 2025, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat "ingin mengamankan logam tanah langka dari Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan bantuan".
Dalam konferensi pers di Oval Office pada 3 Februari 2025, Trump menegaskan, "Kami ingin memiliki kepastian atas pasokan logam tanah langka. Kami telah menginvestasikan ratusan miliar dolar, dan mereka [Ukraina] memiliki sumber daya yang luar biasa. Kami ingin kepastian atas sumber daya ini, dan mereka siap bekerja sama."
Sumber dari Kantor Presiden Ukraina menyatakan bahwa berbagi sumber daya dengan sekutu merupakan bagian dari "rencana kemenangan" Zelensky yang telah dipresentasikan kepada para pemimpin dunia, termasuk Trump.
Logam Tanah Langka: Sumber Daya Strategis
Melansir KI, Ukraina memiliki sekitar 20 jenis mineral dan logam penting, termasuk titanium dan lithium, yang sangat diperlukan dalam industri kedirgantaraan, pertahanan, dan teknologi energi bersih.
Logam tanah langka seperti cerium, yttrium, lanthanum, dan neodymium juga banyak ditemukan di Ukraina, yang permintaannya meningkat seiring peralihan dunia ke energi terbarukan.
Dalam pernyataannya pada 4 Februari 2025, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina terbuka untuk menambang logam tanah langka bersama mitra-mitra internasional.
"Kami terbuka terhadap ide bahwa sumber daya mineral dapat dikembangkan bersama mitra yang membantu kami melindungi tanah ini dan mengusir musuh dengan senjata mereka, kehadiran mereka, dan sanksi yang mereka berikan," kata Zelensky.
Zelensky juga mengungkapkan bahwa klausul mengenai investasi asing di sektor pertambangan telah dimasukkan dalam rencana perdamaian Ukraina sejak 2023. "Saya tahu bahwa perusahaan Amerika sangat tertarik untuk memasuki Ukraina, dan saya ingin mereka berinvestasi dalam sektor ini di sini," tambahnya.
Zelensky menegaskan bahwa jika Rusia mengontrol sumber daya mineral di pasar internasional, maka ada kemungkinan bahwa negara-negara seperti Iran atau Korea Utara akan turut serta dalam perdagangan ini, yang dapat mengancam kepentingan sekutu Barat.
"Kami harus memastikan bahwa sumber daya kami tidak jatuh ke tangan yang salah. Kami siap bekerja dengan mitra kami untuk mengelola ini dengan bijak," ujarnya.
Kepentingan AS dalam Logam Tanah Langka Ukraina
Melansir KI, keterlibatan Amerika Serikat dalam pasokan logam tanah langka Ukraina dinilai sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, yang saat ini menguasai sekitar 70% kapasitas penambangan global dan 90% pemrosesan logam tanah langka.
Dengan agenda "America First", Trump tampaknya ingin mengamankan kepentingan ekonomi dan keamanan nasional AS dengan memastikan akses ke sumber daya penting ini.
Namun, rencana ini juga menimbulkan kekhawatiran di Eropa. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengecam gagasan Trump yang mengaitkan bantuan militer dengan akses ke sumber daya alam sebagai "pendekatan yang egois". Pemerintah Jerman dan Uni Eropa dilaporkan sedang mencari alternatif pasokan logam tanah langka untuk mengurangi ketergantungan pada AS.