Ilmuwan Tiongkok Transplantasi Paru-Paru Babi Rekayasa Genetik ke Tubuh Manusia, Keberhasilan Masih Terbatas

Ahli bedah di Guangzhou, Tiongkok, memasukkan paru-paru babi hasil rekayasa genetika ke dalam tubuh manusia. Ilutrasi: Freepik

Ilmuwan Tiongkok Transplantasi Paru-Paru Babi Rekayasa Genetik ke Tubuh Manusia, Keberhasilan Masih Terbatas

Riza Aslam Khaeron • 27 August 2025 18:02

Guangzhou: Untuk pertama kalinya dalam sejarah medis, paru-paru babi hasil rekayasa genetika berhasil ditransplantasikan ke tubuh manusia di Tiongkok. Transplantasi ini dilakukan oleh tim medis dari Rumah Sakit Terkait Pertama Universitas Kedokteran Guangzhou pada Mei 2024 dan dilaporkan secara ilmiah dalam jurnal Nature Medicine pada Senin, 25 Agustus 2025.

Melansir Science.org, paru-paru tersebut ditanamkan pada seorang pria berusia 39 tahun yang telah dinyatakan mati batang otak akibat pendarahan otak berat. Tim bedah yang dipimpin oleh Dr Jianxing He mengganti paru-paru kiri pasien dengan organ dari babi jenis Bama Xiang yang telah dimodifikasi secara genetik agar lebih kompatibel dengan tubuh manusia.

Selama sembilan hari, paru-paru babi tersebut dapat berfungsi secara fisiologis dalam tubuh manusia. Organ ini berhasil mengalirkan oksigen ke dalam darah dan membuang karbon dioksida tanpa mengalami penolakan hiperakut—suatu serangan kekebalan instan yang umumnya menghancurkan organ dalam hitungan jam.

Namun, dalam 24 jam pertama, paru-paru mulai mengalami edema parah. Dua hari setelahnya, sistem kekebalan mulai menyerang melalui antibodi dan complement cascade. Paru-paru akhirnya diangkat untuk dianalisis pada hari ke-9 dan pasien dilepas dari alat bantu hidup sesuai permintaan keluarga.
 

Baca Juga:
Kemendiktisaintek Minta Anggaran Tambahan Rp5,9 Triliun, Ini Rinciannya

"Eksperimen ini secara jelas menunjukkan bahwa keberhasilan transplantasi paru babi ke manusia membutuhkan rekayasa genetik lebih lanjut dan imunosupresi yang lebih optimal," ujar Dengke Pan, ahli kloning hewan dan pendiri ClonOrgan Biotechnology, yang ikut dalam studi tersebut dan menyuplai babi hasil rekayasa genetiknya.

ClonOrgan menggunakan teknologi CRISPR untuk menghilangkan tiga gen babi yang memicu penolakan awal dan menambahkan tiga gen manusia untuk mencegah pembekuan darah serta memperlambat respon kekebalan. Pendekatan ini diyakini dapat membuka jalan baru dalam mengatasi kelangkaan donor organ secara global.

"Ini adalah langkah awal yang penting untuk memahami apa yang terjadi ketika paru-paru babi dimasukkan ke tubuh manusia," kata Richard Pierson III, ahli bedah dari Massachusetts General Hospital yang selama ini meneliti transplantasi paru babi ke babun.

Meskipun keberhasilannya bersifat terbatas, prosedur ini menandai tonggak dalam riset xenotransplantasi—transplantasi organ antar spesies—yang selama ini terkendala oleh risiko penolakan dan kompleksitas organ paru.

"Kerja pionir ini adalah keberhasilan terbatas yang sangat penting," ungkap Justin Chan dari NYU Langone Health, seraya menambahkan bahwa pendekatan berbasis pasien mati batang otak merupakan langkah aman dan etis untuk riset berisiko tinggi seperti ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)