Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri parade militer di Pyongyang, Jumat, 10 Oktober 2025. (KCNA)
Willy Haryono • 11 October 2025 10:02
Pyongyang: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memimpin parade militer besar yang menampilkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru negara itu di hadapan para pemimpin dan tamu kehormatan internasional, demikian dilaporkan media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Parade yang dimulai pada malam 10 Oktober itu digelar untuk memperingati 80 tahun berdirinya Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara, dan berlangsung setelah rangkaian perayaan pada 9 Oktober.
Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, delegasi Rusia yang dipimpin mantan Presiden Dmitry Medvedev, serta Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam termasuk di antara tamu asing yang hadir di Pyongyang untuk peringatan tersebut.
Dalam parade militer itu, Korea Utara yang memiliki senjata nuklir memamerkan rudal balistik antarbenua tercanggihnya, Hwasong-20, yang oleh KCNA disebut sebagai “sistem senjata strategis nuklir terkuat” negara tersebut.
Mengutip dari The Straits Times, seri rudal Hwasong telah memberikan kemampuan bagi Korea Utara untuk menjangkau seluruh daratan utama Amerika Serikat (AS). Namun, para analis masih meragukan tingkat kecanggihan sistem pemandu rudal itu untuk mencapai target secara akurat, serta kemampuan hulu ledaknya untuk bertahan saat kembali memasuki atmosfer.
“Hwasong-20 untuk saat ini mewakili puncak ambisi Korea Utara dalam kemampuan serangan nuklir jarak jauh. Kita kemungkinan akan melihat sistem ini diuji sebelum akhir tahun,” ujar Ankit Panda dari lembaga Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.
“Sistem ini kemungkinan dirancang untuk membawa beberapa hulu ledak sekaligus. Kemampuan tersebut akan meningkatkan tekanan terhadap sistem pertahanan rudal AS dan memperkuat efek jera yang diinginkan Kim terhadap Washington,” tambahnya.
Dalam parade militer itu, Kim Jong-un menyampaikan pidato yang berisi “dorongan hangat” bagi pasukan Korea Utara yang bertugas di luar negeri. Ia mengatakan bahwa kepahlawanan militer Korea Utara tidak hanya akan terlihat dalam membela tanah air, tetapi juga di “pos-pos luar negeri dalam pembangunan sosialisme”, demikian laporan KCNA.
Kim juga menggelar pertemuan pada 10 Oktober dengan Dmitry Medvedev, yang dalam kesempatan itu menyebut bahwa pengorbanan tentara Korea Utara yang bertempur untuk Rusia di Kursk menunjukkan hubungan saling percaya antara kedua negara.
Menurut KCNA, Kim mengatakan kepada Medvedev bahwa ia berharap dapat terus memperkuat kerja sama dengan Rusia serta memperluas berbagai bentuk pertukaran untuk mencapai tujuan bersama.
Baca juga: Kim Jong-un Rayakan Ulang Tahun Partai Buruh, Janji Ubah Negara Jadi Surga Sosialis