Trump: Saya Selamatkan Khamenei dari Kematian, Iran Balas dengan Kebencian

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Trump: Saya Selamatkan Khamenei dari Kematian, Iran Balas dengan Kebencian

Willy Haryono • 28 June 2025 16:04

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat, 27 Juni, melontarkan kritik keras terhadap Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei menyusul pernyataan pemimpin spiritual Iran itu yang mengklaim bahwa negaranya telah "menampar Amerika" melalui serangan balasan ke pangkalan AS di Qatar.

Trump menyebut dirinya telah menyelamatkan nyawa Khamenei, dengan menyatakan bahwa ia menolak rencana Israel untuk membunuh pemimpin Iran tersebut selama konflik 12 hari antara Israel dan Iran.

“Negaranya porak-poranda, tiga situs nuklir jahatnya dihancurkan total, dan saya tahu persis di mana dia berlindung. Saya tidak membiarkan Israel, atau militer AS — yang sejauh ini adalah yang terbesar dan terkuat di dunia — mengakhiri hidupnya,” tulis Trump dalam unggahan di media sosial.

“Saya menyelamatkan dia dari kematian yang sangat keji dan memalukan,” lanjutnya, dikutip dari AsiaOne, Sabtu, 28 Juni 2025.

Trump juga mengungkapkan bahwa ia sebelumnya mempertimbangkan mencabut sanksi terhadap Iran untuk memberi ruang pemulihan cepat, namun membatalkan langkah tersebut setelah Khamenei menyampaikan pernyataan yang dinilainya penuh “kebencian dan kemarahan.”

"Saya langsung menghentikan semua pembicaraan tentang pelonggaran sanksi," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam unggahan di platform X pada Sabtu dini hari, mengatakan bahwa Iran masih membuka peluang kesepakatan nuklir, namun syaratnya adalah AS harus mengubah sikap dan nada bicaranya terhadap Khamenei.

“Jika Presiden Trump benar-benar ingin membuat kesepakatan, dia harus menghentikan nada tidak sopan dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Grand Ayatollah Khamenei, dan berhenti melukai jutaan pengikut setianya,” tegas Araghchi.

Sementara itu, Trump juga menyatakan tidak menutup kemungkinan untuk kembali menyerang Iran apabila terbukti negara tersebut melanjutkan pengayaan uranium ke level yang mengkhawatirkan. “Tentu saja, tanpa ragu,” kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih ketika ditanya tentang kemungkinan serangan tambahan.

Trump menambahkan bahwa ia ingin inspeksi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atau pihak independen lainnya kembali dilakukan di situs-situs nuklir Iran setelah pengeboman besar-besaran pekan lalu.

Namun, Parlemen Iran telah menyetujui langkah untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA. Araghchi mengindikasikan bahwa Iran mungkin akan menolak permintaan kunjungan dari badan pengawas nuklir tersebut.

Kepala IAEA Rafael Grossi sebelumnya menyebut bahwa pemulihan akses inspeksi adalah prioritas utamanya, meskipun belum ada inspeksi sejak Israel mulai menggempur situs-situs Iran pada 13 Juni lalu.

Trump menyatakan bahwa Iran masih menginginkan pertemuan untuk membahas langkah ke depan, namun hingga kini, Gedung Putih menegaskan belum ada pertemuan resmi yang dijadwalkan antara delegasi AS dan Iran.

Baca juga:  Trump Tegaskan AS Dapat Serang Iran Lagi Jika Pengayaan Uranium Dilanjutkan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)