Mengubah Produk Kayu Jadi Bioenergi Masa Depan

Founder & CEO Famos Eco Wood, Marcell Tee. Foto: dok Ist.

Mengubah Produk Kayu Jadi Bioenergi Masa Depan

Ade Hapsari Lestarini • 16 June 2025 11:44

Jakarta: Produsen kayu asal Surabaya, Famos Eco Wood, menjadi pionir di tengah transisi dunia menuju ekonomi hijau dan industri berkelanjutan. Tak sekadar menjual produk, tapi mempunyai visi menjadikan kayu sebagai simbol dari craftsmanship, keberlanjutan, dan bahkan energi masa depan.

Didirikan pada 2020 oleh Marcell Tee, Famos Eco Wood telah berkembang pesat menjadi eksportir produk kayu berkualitas tinggi ke pasar-pasar premium di Jepang, Australia, Italia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Singapura. Di balik kesuksesannya, Famos mengusung pendekatan yang unik, menggabungkan ketepatan manufaktur modern dengan sentuhan tangan pengrajin lokal.

"Kami percaya 'Made in Indonesia' harus punya makna baru: bukan hanya soal kuantitas, tapi kualitas, keberlanjutan, dan nilai estetika," ujar Founder & CEO Famos Eco Wood, Marcell Tee, dalam keterangan tertulis, Senin, 16 Juni 2025.

Sebagai boutique wood manufacturer, Famos menawarkan beragam produk mulai dari flooring, decking, ceiling, decorative panels dan masih banyak produk lainnya yang dikembangkan dengan standar teknis internasional. Proses produksinya dijalankan dengan prinsip Zero Waste, teknologi Precise Cut CNC, dan Acrylic Based UV Coating, serta menggunakan bahan kayu tropis legal dan tersertifikasi.

Namun lebih dari sekadar produk, Famos juga membina pengrajin lokal, melestarikan keterampilan tradisional, serta membangun sistem produksi yang transparan dan bertanggung jawab. Setiap proyek dilengkapi dokumentasi menyeluruh, dari asal bahan baku hingga pelaporan teknis progres, yang menjadi jaminan kualitas dan kepercayaan bagi klien global.

Yang membedakan Famos dari banyak pelaku industri lainnya adalah visinya terhadap masa depan kayu bukan hanya sebagai material bangunan, tapi juga sebagai sumber energi terbarukan.


Ilustrasi pengrajin kayu. Foto: dok MI/Taufan.
 

Baca juga: Usaha Arang Kayu Lokal Diekspor hingga ke Timur Tengah
 

Kayu jadi bioenergi di masa depan


"Kami melihat kayu bukan sekadar produk, tapi bioenergi masa depan, karena saat ini Famos juga tengah mengembangkan lini biomassa dari serbuk kayu, sebagai bagian dari strategi energi berkelanjutan," ungkap Marcell Tee.

Langkah ini bukan sekadar ambisi. Famos telah memulai transformasi internal: pabrik utama mereka kini sudah sepenuhnya menggunakan bioenergi dari kayu sebagai pengganti bahan bakar konvensional. Bahkan peralatan berat seperti forklift pun telah dialihkan ke sistem bertenaga baterai, menunjukkan komitmen nyata terhadap prinsip eco industry.

"Industri masa depan tidak bisa hanya mengandalkan efisiensi dan keindahan desain. Ia harus ramah lingkungan, terbarukan, dan bertanggung jawab," lanjut Marcell.

Menatap ke depan, Famos tengah menyiapkan sistem baru bernama Smart Future System, modular wood construction yang mengedepankan fleksibilitas desain, efisiensi biaya, dan kecepatan instalasi. Sistem ini dirancang untuk proyek skala besar seperti resort tropikal, perkantoran, hingga hunian premium, terutama di pasar Asia Tenggara, Eropa dan Eropa.

"Inovasi kami bertumpu pada dua kata kunci: Innovation dan sustainability. Dan Indonesia punya semua elemen dasarnya, kayu terbaik, pengrajin terampil, dan kekayaan budaya yang tak ternilai," kata Marcell.

Kisah Famos menjadi bukti merek lokal bisa mendunia tanpa harus kehilangan akar budaya dan tanggung jawab ekologis. Di tengah kebutuhan global akan solusi material yang lebih hijau, Famos tampil bukan sekadar sebagai produsen, tapi enabler dalam transformasi industri kayu dunia.

Dengan dedikasi pada kualitas, inovasi berkelanjutan, dan pemberdayaan lokal, Famos Eco Wood menjadi simbol baru kekuatan ekonomi kreatif Indonesia. Dari Surabaya, mereka membawa pesan ke dunia: masa depan industri bisa berakar pada tradisi, tumbuh dengan teknologi, dan berbuah pada keberlanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)