Kerusakan yang dialami Iran akibat serangan Israel. Foto: The New York Times
Teheran: Iran dilaporkan telah mengirimkan peringatan serius kepada negara-negara tetangganya di kawasan Teluk Persia agar tidak mengizinkan wilayah mereka digunakan sebagai pangkalan serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya retorika perang dari Presiden AS Donald Trump terkait program nuklir Iran.
Menurut laporan sejumlah media Arab pada Rabu 18 Juni 2025, pesan tersebut disampaikan Teheran melalui jalur diplomatik Qatar kepada negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan lainnya.
Iran menegaskan bahwa setiap negara yang mengizinkan wilayahnya menjadi titik peluncuran serangan AS akan dianggap sebagai sasaran sah dalam konflik yang sedang berkembang.
Mengutip dari
Press TV, Kamis 19 Juni 2025, peringatan ini muncul menyusul pernyataan Trump yang dalam beberapa hari terakhir berulang kali menuduh Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Presiden AS itu juga menyatakan kemungkinan melakukan aksi militer langsung terhadap Iran, yang diduga atas permintaan Perdana Menteri
Israel Benjamin Netanyahu.
Namun, laporan media AS menyebut bahwa sejumlah penasihat senior Gedung Putih menolak opsi intervensi militer, memperingatkan potensi eskalasi yang tak terkendali.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, menanggapi langsung retorika perang tersebut dalam pernyataan video pada Rabu sore. Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan menyerah terhadap tekanan atau ancaman dari negara mana pun.
“Mereka yang benar-benar memahami sejarah dan karakter bangsa Iran, tidak akan pernah berbicara kepada kami dengan bahasa ancaman,” ujar Khamenei.
“Setiap intervensi militer oleh Amerika akan membawa dampak yang tidak dapat diperbaiki. Iran tidak akan tunduk pada perang yang dipaksakan,” Khamenei menambahkan.
AS diketahui memiliki sejumlah pangkalan militer di kawasan Teluk Persia, termasuk di Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Arab Saudi. Iran menyatakan bahwa fasilitas-fasilitas tersebut bisa menjadi target langsung apabila Washington meluncurkan serangan dari sana.
Sebagai catatan, Iran sebelumnya pernah menunjukkan kapabilitas militernya dengan menghantam pangkalan militer AS Ain al-Assad di Irak secara presisi menggunakan rudal balistik, sebagai balasan atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani pada Januari 2020.
(Muhammad Reyhansyah)