Ilustrasi. Foto: Freepik.
Insi Nantika Jelita • 21 July 2025 15:44
Jakarta: Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan daya beli rumah tangga Indonesia akan turun tajam sebesar minus 0,091 persen, terdalam dibanding negara lain, akibat kebijakan tarif 19 persen dari Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor Indonesia. Penurunan ini mencerminkan melemahnya pendapatan dan naiknya harga konsumsi, yang menekan konsumsi riil.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar minus 0,113 persen," ungkap Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman dalam diskusi daring Indef bertajuk 'Tarif Amerika Turun, Indonesia Bakal Untung', Senin, 21 Juli 2025.
Menurut Rizal, angka PDB ini merupakan penurunan terdalam dibandingkan negara lain dalam simulasi, menandakan Indonesia menjadi salah satu negara yang paling dirugikan akibat skema tarif yang tidak seimbang.
Sementara itu, lanjut Rizal, AS justru diuntungkan. Produk Indonesia yang terkena tarif menjadi lebih mahal di pasar AS, sementara produk AS tetap dapat masuk ke pasar Indonesia tanpa hambatan berarti.
Baca juga: Kesepakatan Tarif Trump Bikin Investasi Indonesia Bisa Turun 0,061% |