Menteri Luar Negeri Retno Marsudi desak pemukiman ilegal Israel di Palestina dihentikan. (Kementerian Luar Negeri RI)
Marcheilla Ariesta • 25 October 2023 07:18
New York: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti debat terbuka di Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Dalam debat itu, ia dengan tegas menyerukan okupasi ilegal Israel di Palestina dihentikan.
“Saya hanya ingin mengingatkan Dewan bahwa Anda mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan, bukan untuk memperpanjang perang, tidak untuk mendukung pihak mana pun untuk melanjutkan perang,” kata Retno membuka pernyataannya, Selasa, 24 Oktober 2023.
“Indonesia mengutuk agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga sipil oleh Israel di Gaza,” tegas Retno.
Ia mengatakan, dunia saat ini sedang melihat bencana kemanusiaan. Namun, kata Retno, apakah kita akan diam saja?
Kekerasan yang terjadi di Gaza, seperti menyerang rumah sakit, tempat keagamaan, memblokir akses listrik, air, bahan bakar, dan menggusur penduduk Jalur Gaza dilakukan sebagai hukuman kolektif.
“Pada saat yang sama, sandera sipil juga ditahan, hidup mereka berada dalam bahaya kritis. Jadi, saya datang ke sini untuk bertanya kepada Dewan. Bagaimana Anda akan menjalankan tanggung jawab Anda? Kapan Anda akan menghentikan perang di Gaza?” tanyanya.
Ia mengungkapkan, Indonesia mendorong agar terciptanya gencatan senjata, membuka akses bantuan kemanusiaan, menyerukan pembebasan segera warga sipil, dan menghentikan pendudukan ilegal Israel.
“Saya harus mengulanginya, hentikan pendudukan ilegal Israel. Setiap detik yang terbuang karena perselisihan politik dan kegagalan mencapai konsensus merupakan kekalahan kemanusiaan bagi Palestina dan menciptakan ketidakstabilan lebih lanjut bagi dunia,” tegas Retno.
Ia menegaskan, Indonesia tidak akan menyia-nyiakan waktu sedetikpun dalam memanfaatkan dukungan global untuk mengambil tindakan segera.
Retno menjelaskan, melalui pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ASEAN, ASEAN-GCC, dan D8, Indonesia mendorong kesatuan suara untuk mendesak penghentian kekerasan. Ia menambahkan, fokus Indonesia saat ini juga pada penanganan bencana kemanusiaan yang mendesak.