Ilustrasi Densus 88/Istimewa
Siti Yona Hukmana • 2 November 2023 10:06
Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan penangkapan 59 terduga teroris pada Oktober 2023 bukan pengalihan isu. Salah satunya, terkait dugaan pemerasan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) oleh pimpinan KPK yang menjadi sorotan publik.
"Densus 88 tidak pernah berhenti bekerja, tidak terkait dengan kasus-kasus lain yang berada di luar atau tidak ada kaitan dengan situasi-situasi yang tidak berkaitan dengan teror," kata juru bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan dikutip Kamis, 2 November 2023.
Aswin menekankan pihaknya bekerja murni karena adanya indikasi. Kemudian, penegakan hukum sebagai bentuk tindakan preemtif dan preventif terkait aksi terorisme.
"Kita berusaha mencegah di awal sebelum di tahap persiapan. Jadi, kalau sampai tahap persiapan, itu yang disebut sebagai preventif strike. Ketika tahap itu masih di tahap sebelum atau pra persiapan itu pun sudah kita lakukan penindakan," ungkap Aswin.
Aswin mengatakan Densus akan melakukan penegakan hukum bila pelaku telah melakukan pelatihan-pelatihan hingga propaganda. Detasemen berlambang burung hantu ini bisa menangkap sesuai perintah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
"Sehingga, keterkaitan antara tindakan Densus dan berbagai peristiwa politik kah atau peritiwa kriminal lain tidak ada. Jadi Densus 88 murni melakukan tindakan yang profesional berdasarkaan alat bukti yang memenuhi unsur-unsur pasal atau tindak pidana terorisme," jelas Aswin.
Penangkapan puluhan tersangka teroris ini dilakukan saat Polda Metro Jaya menangani kasus dugaan pemerasan terhadap SYL oleh pimpinan KPK. Kasus ini telah naik ke tahap penyidikan. Polisi tengah mencari alat bukti yang cukup untuk penetapan tersangka.
Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bersama Dittipidkor Bareskrim Polri telah memeriksa Ketua KPK Firli Bahuri pada Selasa, 24 Oktober 2023. Firli mengakui pernah bertemu dengan SYL di Lapangan Badminton, GOR Tangki, Sawah Besar, Jakarta Barat pada Maret 2022.
Namun, polisi tidak membeberkan apa saja pembicaraan dalam pertemuan itu. Begitu pula soal uang pemerasan.
Polisi juga telah memeriksa SYL di Bareskrim Polri pada Selasa, 31 Oktober 2023. SYL juga mengaku pertemuan dengan Firli. Bahkan, pertemuan juga dilakukan di rumah Kertanegara Nomor 46, Jakarta Selatan. Namun, tidak disebutkan soal pemberian uang.
Rumah Kertanegara yang disebut-sebut safe house Firli Bahuri itu telah digeledah penyidik pada Kamis, 26 Oktober 2033. Polisi membawa satu koper dari rumah tersebut. Namun, tidak disebutkan apa saja bukti yang disita.
Rumah itu diketahui milik seorang berinisial E. Pemilik menyewakan rumah itu ke Ketua Harian PP Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Tirta Juana Darmadji alias Alex Tirta seharga Rp650 juta per tahun. Kemudian, rumah di kawasan elite itu digunakan Firli Bahuri sebagai tempat istirahat.
E telah diperiksa polisi. Sementara itu, bos Alexis, Alex Tirta sedianya diperiksa pada Rabu, 1 November 2023. Namun, dia mengaku sakit dan minta polisi menjadwalkan ulang pemeriksaan pada Jumat, 3 November 2023.