Pemerintah Usulkan Penambahan Kuota Subsidi Energi

Ilustrasi solar subsidi. Foto: MI/Angga Yuniar

Pemerintah Usulkan Penambahan Kuota Subsidi Energi

Media Indonesia • 20 June 2024 09:13

Jakarta: Pemerintah mengusulkan penambahan kuota dan alokasi anggaran untuk subsidi energi di tahun depan.

Jika itu disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI, maka subsidi bahan bakar minyak (BBM), LPG 3 kilogram, dan listrik akan mengalami kenaikan dari kuota dan alokasi di tahun ini.

Alokasi BBM bersubsidi, misalnya, diusulkan berkisar 18,84 juta kiloliter (KL) hingga 19,99 juta KL, terdiri dari 0,51 juta KL hingga 0,55 juta KL minyak tanah dan solar 18,33 juta KL hingga 19,44 juta KL. Itu lebih tinggi dari volume BBM subsidi tahun ini yang sebesar 19,58 juta KL

"Kami mengusulkan volume BBM bersubsidi dalam RAPBN 2025 sebesar 18,84 juta sampai dengan 19,99 juta KL," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, dilansir Media Indonesia, Kamis, 20 Juni 2024.

"Kenaikan cukup tinggi pada volume BBM subsidi dibanding outlook 2024 disebabkan oleh metode perhitungan regresi non linear untuk konsumsi BBM terhadap perekonomian PDB 2025 dan metode eskalasi, laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan data penyaluran BBM," jelas dia.

Sementara itu volume subsidi gas LPG 3 Kg diusulkan mencapai 8,17 juta metrik ton. Jumlah itu lebih besar ketimbang prakiraan volume subsidi di 2024 di angka 8,12 juta metrik ton.

Kendati meningkat, Arifin menegaskan, pemberian subsidi gas LPG 3 Kg akan dilakukan dengan tetap menjalankan agenda reformasi subsidi. Reformasi tersebut ialah terkait dengan pendataan berbasis teknologi.

Target lifting migas tahun depan

Adapun target lifting minyak dan gas untuk tahun depan diusulkan berkisar 1,583 juta-1,648 juta barel setara minyak per hari (boepd). Angka tersebut terdiri atas lifting minyak sebesar 580 ribu-601 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas bumi sebesar 1,003 juta-1,047 juta boepd.

Target lifting migas pada 2025 itu turun dibandingkan target 2024 yang dipatok sebesar 1,668 juta boepd. "Produksi minyak beberapa tahun terakhir terus menurun alamiah maupun unplanned shutdown di beberapa lapangan sehingga lost of production," tutur Arifin.

Sedangkan subsidi untuk listrik di 2025 diusulkan berkisar Rp83,02 triliun hingga Rp88,36 triliun. Nilai tersebut lebih besar ketimbang subsidi listrik tahun ini yang sebesar Rp73,24 triliun.


Usulan itu merujuk asumsi Indonesia Crude Price (ICP) senilai USD75 hingga USD85 per barel, kurs rupiah Rp15.300 hingga Rp16.000 per USD, dan inflasi 1,5 persen hingga 3,5 persen, sesuai KEM-PPKF yang ditetapkan 6 Mei 2024.

Itu juga dengan mempertimbangkan tak ada penyesuaian tarif listrik pada golongan pelanggan subsidi.

"Kebijakan subsidi listrik 2025 yaitu tepat sasaran diberikan pada golongan yang berhak, untuk rumah tangga diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan, serta untuk mendorong transisi energi yang efisien dan adil dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, fiskal dan lingkungan," tutur Arifin. (M Ilham Ramadhan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)