Jelang Rilis Data Inflasi AS, Harga Emas Dunia Tergelincir

Harga emas dunia. Foto: Unsplash.

Jelang Rilis Data Inflasi AS, Harga Emas Dunia Tergelincir

Husen Miftahudin • 30 May 2024 11:16

Chicago: Harga emas diperdagangkan dalam area negatif pada perdagangan Kamis (30/5) pagi, dibebani oleh dolar AS yang menguat kuat dan yield AS yang naik lebih tinggi. Harapan yang semakin mengecil terhadap pemotongan suku bunga Federal Reserve pada September juga memberikan tekanan penjualan pada logam kuning ini.

Melansir Investing.com, Kamis, 30 Mei 2024, Spot Emas berada di bawah tekanan penjualan pada sesi Amerika, menekan titik terendah intraday sebesar USD2.334,34 per troy ons.

Dolar AS mengumpulkan kekuatan jangka pendek pada awal hari, kehilangan keuntungan selama jam perdagangan Eropa. Namun setelah pembukaan Wall Street, USD melanjutkan peningkatannya dengan momentum yang lebih berkelanjutan dan diperdagangkan naik secara tajam di seluruh papan FX.

Pasar saat ini sedang dalam mood yang kurang baik akibat komentar dari pejabat Federal Reserve (Fed), yang lebih menurunkan harapan untuk pemotongan suku bunga di tahun ini seiring tingkat inflasi yang terus tinggi.

Presiden Bank Minneapolis Neel Kashkari mengatakan kebijakan moneter masih bersifat restriktif, sambil menambahkan pembuat kebijakan belum sepenuhnya menutup kemungkinan peningkatan suku bunga tambahan.

Akibatnya, peluang penurunan suku bunga tidak ada perubahan untuk periode September pada sekitar 53 persen, menurut CME FedWatch Tool.
 

Baca juga: Kilau Harga Emas Dunia Terganjal Pemulihan Dolar AS
 

Imbal hasil Treasury AS naik


Pada saat yang sama, permintaan yang berkurang untuk obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) mendorong kenaikan yield, menambah kekuatan jangka pendek dolar AS.

Obligasi 10 tahun menawarkan 4,61 persen, sementara dua tahun menghasilkan 4,98 persen, yang tertinggi dalam sebulan dan mendekati ambang batas kritikal 5,0 persen.

Para investor menunggu rilis angka Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada Jumat. Indikator inflasi favorit Fed ini diperkirakan akan menunjukkan tekanan harga inflasi tetap di atas target bank sentral pada April.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)