Yordania Tak Mau Jadi Medan Pertempuran dalam Konflik Israel-Iran

Raja Yordania Abdullah II. (EPA-EFE)

Yordania Tak Mau Jadi Medan Pertempuran dalam Konflik Israel-Iran

Medcom • 18 April 2024 12:07

Amman: Raja Yordania Abdullah II mengatakan negaranya tidak akan menjadi medan pertempuran bagi pihak manapun dalam konfrontasi antara Israel dan Iran. Ia menilai perlindungan warga negara serta kedaulatan Yordania merupakan hal terpenting.

Serangan Iran ke wilayah Israel pada akhir pekan kemarin menggarisbawahi lokasi geopolitik Yordania yang rumit. Kerajaan ini secara geografis terjepit, berada di antara Israel di satu sisi dan Iran serta proksinya di sisi lain.

Dalam sambutannya kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Raja Abdullah membela tindakan militernya dalam membantu mencegah dan menembak jatuh drone dan rudal Iran. Ia mengatakan bahwa keamanan Yordania serta seluruh warga negaranya adalah prioritas utama.

Sang raja mengatakan Yordania tidak akan menjadi "teater perang" bagi pihak manapun. Ia juga tidak akan membiarkan perang regional terjadi di wilayahnya.

Analis Yordania, Osama Al Sharif, mengatakan kepada kantor berita VOA bahwa Yordania berada dalam posisi sulit.

"Negara ini harus menjaga kedaulatannya. Ia tidak ingin terseret ke dalam konflik terbuka, baik di pihak Iran maupun di pihak Israel. Situasi di Yordania sangat emosional karena Gaza," ucapnya, seperti dikutip dari VOA pada Kamis, 18 April 2024.

"Selama 6 bulan terakhir kita mengalami protes hampir setiap minggu, sangat anti Amerika, sangat anti Israel, mereka tidak mampu memahami situasi sulit yang dihadapi Yordania. Mereka ingin mengembalikan perhatian pada perang Gaza, krisis kemanusiaan sedang terjadi,” lanjut dia,.

Amer Al Sabaileh, analis lainnya, mengatakan bahwa sejak awal konflik Gaza, para pemimpin merasakan bahaya yang dapat meningkat menjadi krisis regional yang lebih besar seperti yang sudah pernah terjadi di Suriah, Lebanon, dan Laut Merah. 

Ia mengatakan para warga Yordania khawatir akan terjadinya eskalasi saat melihat ratusan rudal dan drone Iran dicegat di langit-langit negara mereka.

"Hal ini membuat masyarakat khawatir dan menyadari bahwa hal ini mungkin memiliki konsekuensi nyata di Yordania, dan oleh karena itu perkataan Yang Mulia jelas meyakinkan dan sangat jelas bahwa prioritas Yordania adalah keamanan, stabilitas, dan keamanan rakyat Yordania," tutur Amer.

Meski bisa melancarkan serangannya dari wilayah sekutu di Suriah atau Lebanon, Iran sengaja memilih rute melalui wilayah udara Yordania. Kelompok yang didukung Iran di Suriah telah mencoba menyusup ke wilayah utara Yordania dengan obat-obatan dan senjata dalam beberapa bulan terakhir. .

"Kita tidak bisa melihat serangan Iran jauh dari risiko nyata yang ditimbulkannya terhadap Yordania. Jelas sekali bahwa seluruh serangan terkonsentrasi di Yordania," ujar Amer.
 
"Hal ini tidak terlihat jauh dari apa yang terjadi di lapangan dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari perbatasan utara hingga upaya memobilisasi orang di dalam wilayah Yordania. Strategi Yordania adalah mengirimkan pesan yang jelas dan tegas bahwa kami akan melawan segala upaya yang melanggar kedaulatan kami," sambungnya.

Kristian Coates Ulrichsen, pakar Timur Tengah dari Baker Institute Rice University di Texas, mengatakan kepada Breaking Defense bahwa "Irak juga bisa saja mencegat amunisi yang melintasi wilayah udaranya, tetapi memilih tidak melakukannya karena dinamika politik. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)

Baca juga:  Arab Saudi Bantah Bantu Israel saat Cegat Rudal Iran

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)