Para Eksekutif Tiongkok Hadapi Ketidakpastian Geopolitik

Ekonomi China. Foto: Unsplash.

Para Eksekutif Tiongkok Hadapi Ketidakpastian Geopolitik

Arif Wicaksono • 15 April 2024 13:28

Beijing: Para eksekutif bisnis dan investor di Tiongkok tengah menghadapi masa depan yang penuh dengan ketegangan geopolitik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Namun juga terdapat peluang yang muncul dari pecahnya gelembung real estat di negara tersebut.

Perpaduan antara kecemasan dan optimisme terukur terlihat di sebuah forum di Universitas Harvard dengan para taipan bisnis, wirausahawan, dan pemodal ventura berbaur dengan para cendekiawan dan mahasiswa selama akhir pekan.
 

baca juga: 

Fitch Turunkan Prospek Kredit Tiongkok



CEO Taikang Insurance Group Chen Dongsheng menuturkan tren globalisasi telah berubah menjadi pemisahan, blokade teknologi, dan proteksionisme perdagangan.

"Geopolitik adalah ketidakpastian terbesar," kata Chen, dilansir Business Times, Senin, 15 April 2024.

Profesor Harvard Graham Allison mempopulerkan istilah 'Perangkap Thucydides' yang menggambarkan kecenderungan historis menuju perang ketika kekuatan baru mengancam untuk menggulingkan negara adidaya yang ada.

"Berita yang sangat buruk: ini adalah persaingan nyata Thucydides antara kekuatan yang tumbuh paling cepat sepanjang masa dan kekuatan penguasa paling kolosal setidaknya sejak Roma," kata Allison.

Potensi benturan ini terjadi pada saat perekonomian Tiongkok sedang berjuang menghadapi krisis perumahan dan hilangnya kepercayaan di kalangan konsumen dan pengusaha karena Beijing semakin fokus pada keamanan nasional. Saham Tiongkok merosot 30 persen selama tiga tahun terakhir karena investor asing mundur.

Seorang Eksekutif di Cloopen Group, penyedia layanan komunikasi berbasis cloud, Xing Lu, khawatir potensi penutupan TikTok oleh AS dapat memengaruhi beberapa investasinya, yang sangat bergantung pada raksasa media sosial itu untuk memikat pelanggan baru.

Berita positif

Direktur Pelaksana GSR Ventures James Ding mengatakan sikap investor luar negeri akan kembali terpikat pada pasar Tiongkok bergantung pada arah rangkaian kebijakan berikutnya oleh Beijing.

“Pemerintah Tiongkok ingin menghidupkan kembali kepercayaan di kalangan investor Tiongkok dan asing, serta sektor swasta,” kata Ding.

Mitra pendiri dan CEO di Gaucheness Capital Jing Hong optimistis terhadap aset-aset Tiongkok dan juga startup-startup di luar negeri yang didirikan oleh pengusaha-pengusaha Tiongkok.

"Pergeseran struktural dari ekonomi padat karya dan modal berarti Tiongkok perlu mendorong inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas, yang membawa peluang besar," katanya.

Dia menambahkan, struktur sosial dan politik Tiongkok yang stabil menunjukkan pembangunan yang lebih berkelanjutan dibandingkan sebagian besar negara-negara lain.

"Banyak orang melihat bagaimana Tiongkok melambat secara signifikan, namun mereka meremehkan betapa stabilnya masyarakatnya," kata Hong.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)