Ilustrasi. Foto: ICDX
Annisa Ayu Artanti • 20 November 2024 08:48
Jakarta:
Harga minyak ditutup sedikit lebih tinggi pada Selasa, karena para pedagang mempertimbangkan dimulainya kembali produksi di ladang utama Norwegia dan eskalasi ketegangan geopolitik setelah Rusia memperbarui ambang batas ancaman nuklirnya.
Melansir Investing.com, Rabu, 20 November 2024, pada pukul 14.30 WIB (1935 GMT), harga minyak Brent naik 0,2 persen menjadi USD73,43 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate ( WTI ) naik 0,3 persen dan menetap di USD69,33 per barel.
Rusia meningkatkan ancaman nuklir
Harga minyak mentah melonjak sekitar 3 persen pada hari Senin, rebound dari posisi terendah tiga minggu pada hari Senin setelah Equinor (NYSE:EQNR) mengatakan bahwa mereka telah menghentikan produksi di ladang minyak Johan Sverdrup di Norwegia, ladang minyak terbesar di Eropa Barat.
Selain itu, ladang minyak terbesar di Kazakhstan, Tengiz, mengurangi produksi minyak sebesar 28 persen hingga 30 persen untuk perbaikan yang diharapkan akan selesai pada Sabtu, kementerian energi negara tersebut mengatakan.
Ilustrasi. Foto: Unplash
Pengoperasian kembali sebagian ladang minyak Johan Sverdrup pada hari Selasa telah mengurangi kekhawatiran mengenai suplai di wilayah ini, sementara eskalasi ketegangan geopolitik antara Rusia dan Barat telah menambah dukungan.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa pagi menurunkan ambang batas serangan nuklir hanya beberapa hari setelah Gedung Putih dilaporkan mengijinkan Ukraina untuk menembakkan rudal-rudal Amerika ke dalam wilayah Rusia.
Doktrin nuklir Rusia yang telah diperbaharui, yang menetapkan kerangka kerja untuk kondisi-kondisi di mana Putin dapat memerintahkan sebuah serangan, sekarang mengatakan bahwa Rusia dapat mempertimbangkan serangan nuklir sebagai respon terhadap serangan konvensional terhadap Rusia atau sekutunya, Belarusia.
Ukraina terus menyerang infrastruktur minyak Rusia selama konflik. Meskipun hanya berdampak kecil pada ekspor minyak Moskow, penggunaan rudal Amerika dapat mengancam produksi Moskow dengan lebih mudah.