Lebanon dan Hizbullah Sepakati Proposal AS Terkait Gencatan Senjata dengan Israel

Prajurit dan warga Lebanon berada di lokasi serangan Israel di Beirut, 18 November 2024. (EPA-EFE)

Lebanon dan Hizbullah Sepakati Proposal AS Terkait Gencatan Senjata dengan Israel

Willy Haryono • 19 November 2024 06:27

Beirut: Lebanon dan kelompok pejuang dari negara tersebut, Hizbullah, telah menyetujui proposal Amerika Serikat (AS) untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel, dengan adanya beberapa catatan untuk poin tertentu, kata seorang pejabat tinggi Lebanon kepada Reuters pada Senin kemarin.

Melansir dari The Straits Times, Selasa, 19 November 2024, kemajuan ini menandai fase paling serius dalam upaya mengakhiri pertempuran antara Hizbullah dan Israel.

Ali Hassan Khalil, seorang ajudan Ketua Parlemen Nabih Berri, mengatakan Lebanon menyampaikan tanggapan tertulisnya kepada Duta Besar AS di Lebanon pada 18 November, dan utusan Gedung Putih Amos Hochstein sedang dalam perjalanan ke Beirut untuk melanjutkan pembicaraan.

Sejauh ini belum ada komentar langsung dari Israel.

Hizbullah, sebuah gerakan bersenjata lengkap yang didukung Iran, mendukung Berri untuk berunding mengenai gencatan senjata.

“Lebanon menyampaikan komentarnya pada dokumen tersebut dalam suasana yang positif,” kata Khalil, menolak memberikan rincian lebih lanjut.

“Semua komentar yang kami sampaikan menegaskan kepatuhan yang tepat terhadap Resolusi (PBB) 1701 dengan semua ketentuannya,” sambungnya.

Ia merujuk pada Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1701, yang mengakhiri perang sebelumnya antara Hizbullah dan Israel di tahun 2006.

Persyaratannya mengharuskan Hizbullah tidak memiliki kehadiran bersenjata di wilayah antara perbatasan Lebanon-Israel dan Sungai Litani, yang mengalir sekitar 30 kilometer di utara perbatasan.

Khalil mengatakan keberhasilan inisiatif tersebut kini bergantung pada Israel, dengan mengatakan jika Israel tidak menginginkan solusi, maka “itu bisa menimbulkan 100 masalah.”

Israel telah lama mengeklaim bahwa Resolusi 1701 tidak pernah dilaksanakan dengan benar, dengan menunjuk pada keberadaan pejuang dan senjata Hizbullah di sepanjang perbatasan. Lebanon menuduh Israel melakukan pelanggaran, termasuk menerbangkan pesawat tempur di wilayah udaranya.

Khalil mengatakan Israel mencoba bernegosiasi "di bawah tembakan,” merujuk pada peningkatan pengebomannya di Beirut dan pinggiran selatan yang dikuasai Hizbullah.

"Ini tidak akan memengaruhi posisi kami," tegasnya.

Baca juga:  Jubir Hizbullah Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Beirut Lebanon

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)