Ini Cara Indonesia-Inggris Tetap Komitmen Atasi Krisis Iklim

London: Indonesia dan Inggris menekankan komitmen kedua negara untuk menjaga target suhu 1,5 derajat tetap tercapai. Ini menjadi cara kedua negara mengatasi krisis iklim dan alam.

“Termasuk melalui penyerahan Kontribusi Nasional yang Ditetapkan (NDC) yang ambisius pada Februari 2025,” kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam pernyataannya saat bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di London, Kamis, 21 November 2024.

“Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk mempercepat pencairan dana melalui Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) Indonesia untuk memastikan kontribusi positifnya terhadap target Net-Zero Indonesia,” tegasnya.

Indonesia juga menyambut baik dukungan Inggris untuk transisi hijau Indonesia. 

“Kami berharap dapat memperdalam kerja sama kami dalam infrastruktur berkelanjutan, dengan membangun catatan kami yang mapan dalam memanfaatkan infrastruktur hijau untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan,” ucap Starmer.

Baik Indonesia dan Inggris juga sepakat untuk membangun dialog kebijakan tingkat tinggi tentang desain dan implementasi penetapan harga karbon. Langkah ini, kata Starmer, untuk mendukung pengembangan pasar keuangan karbon Indonesia dan mendorong transisi hijau Indonesia. 

“Kami menegaskan kembali pentingnya kemitraan kami dalam melindungi hutan dan memerangi degradasi laut, baik untuk mengurangi emisi maupun melindungi lingkungan, sekaligus mendukung mata pencaharian,” lanjut Starmer.

Keduanya menegaskan kembali komitmen Indonesia-Inggris untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk dalam pengelolaan risiko bencana, ekonomi rendah karbon, dan mempersempit kesenjangan di bidang digital dan teknologi.

Ini merupakan kunjungan kerja pertama Prabowo ke Inggris sejak dilantik sebagai Presiden Indonesia. Di Inggris, Prabowo juga dijadwalkan bertemu dengan Raja Charles III.

Baca juga: Presiden Prabowo dan PM Inggris Dukung Solusi Dua Negara dalam Isu Gaza