Ilustrasi, logo Kadin Indonesia. Foto: MI/Susanto.
M Ilham Ramadhan Avisena • 20 September 2024 14:15
Jakarta: Dualisme kepemimpinan dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dinilai dapat mempengaruhi iklim investasi di negara tersebut. Investor asing bakal memilih menjauh terlebih dahulu hingga urusan ini selesai.
Sejumlah ekonom menyayangkan situasi tersebut dan berharap segera teratasi. Perebutan kekuasaan antara Kadin terpilih Arsjad Rasjid dan Kadin versi Munaslub Anindya Bakrie akan merugikan semua pihak.
Terutama presiden mendatang Prabowo Subianto, yang membutuhkan dukungan investor untuk membawa investasi demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan, dualisme ini tidak boleh berlangsung lama. Pemerintah harus bertindak cepat dan tidak berpihak.
"Apapun keputusan pemerintah, Kadin pasti akan kembali solid. Sebab, pada umumnya pengusaha lebih memilih sikap pragmatis," tutur Piter seperti dikutip dari keterangan yang diterima, Jumat, 20 September 2024.
Dia menjelaskan, selama ini Kadin kerap dijadikan kendaraan politik oleh para pengusaha yang tergabung di dalamnya. Mereka, juga tergabung dalam asosiasi lain di luar Kadin. Polemik kepengurusan Kadin yang terjadi baru-baru ini tidak lepas dari kepentingan politik yang melibatkan organisasi pengusaha.
Kemampuan pemerintah atasi kisruh dipertaruhkan
Kalangan investor selalu menilai posisi Kadin sebagai jendela sekaligus jembatan antara dunia usaha dan pebisnis dengan pemerintah. Maka itu, kemampuan pemerintah dalam mengatasi kekisruhan ini juga dipertaruhkan.
Jika terendus sikap yang terlalu memihak ke salah satu kubu, maka akan menjadi catatan buruk sebagai bentuk intervensi negara terhadap pelaku bisnis. Yang paling realistis, kata Piter, ialah meminta semua pihak untuk menahan diri atau sama sama mundur selangkah.
Artinya, di satu sisi Anin tidak memaksakan kepengurusan
Kadin versi Munaslub sementara Arsjad tidak asal memecat pengurus yang beda pilihan dan hentikan proses hukum.
"Kedua pihak kemudian duduk bersama untuk merancang percepatan Munas atau bahasa lainnya mengulang Munaslub dengan melibatkan semua pihak," tutur Piter.
"Mereka silakan bertarung untuk membuktikan apakah benar pengurus daerah menginginkan pergantian karena Arsjad dianggap melanggar AD/ART, atau jangan jangan itu klaim sepihak," sambung dia.
Kadin lakukan investigasi
Diketahui, Kadin versi Munaslub mengklaim mendapatkan dukungan mayoritas pengurus Kadin Daerah dan anggota luar biasa. Sementara kubu Arsjad juga menyebutkan dukungan yang sama bahkan menghadirkan seluruh Kadin daerah dalam sejumlah konferensi pers.
Untuk menguji klaim versi Munaslub, Kadin melakukan investigasi terhadap para pengurus daerah yang disebut telah memberikan dukungan kepada Anin.
Sementara proses itu berlangsung, Menara Kadin diduduki oleh puluhan orang yang dipimpin Umar Kei. Kehadiran mereka bukan hanya mengganggu juga mengintimidasi.
"Aksi sepihak itu memancing reaksi dan terjadi kurang baik dan membuat investor enggan menanamkan modal," tutur Piter.